LONDON (jurnalislam.com)โ Pemerintah Inggris mengonfirmasi bahwa personel militer Israel telah menerima pelatihan di wilayah Inggris, di tengah meningkatnya sorotan terhadap hubungan militer-politik London dengan Tel Aviv yang dikaitkan dengan agresi Israel di Gaza.
Konfirmasi ini disampaikan oleh Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, Luke Pollard, dalam sidang parlemen pada Kamis (12/6/2025). Ia menyebut bahwa pelatihan tersebut dilakukan sebagai bagian dari kerja sama pertahanan rutin dan hanya melibatkan sejumlah kecil tentara Israel.
Pengungkapan ini terjadi di tengah laporan lanjutan mengenai ekspor senjata Inggris ke Israel, yang dinilai bertentangan dengan klaim pemerintah bahwa sebagian pengiriman senjata telah ditangguhkan karena situasi kemanusiaan di Gaza.
Investigasi yang dilakukan oleh Declassified UK dan The Ditch menemukan bahwa perusahaan Inggris Permoid Industries, yang berbasis di Durham, telah mengirimkan lebih dari 1.000 kontainer amunisi ke perusahaan senjata Israel Elbit Systems dalam rentang waktu Oktober 2023 hingga April 2025.
Total pengiriman mencapai lebih dari 135 ton, dengan 360 unit kontainer dikirim hanya dalam bulan April 2025โbertepatan dengan intensifikasi operasi militer Israel di Gaza.
Pengiriman dilakukan ke dua fasilitas utama Elbit Systems di Ramat Hasharon dan Haifa. Meskipun pemerintah Inggris menyatakan telah membatasi ekspor barang-barang militer tertentu, komponen penting seperti mesin dan dudukan drone masih dapat diekspor, yang membuat perusahaan-perusahaan Inggris tetap dapat menyokong operasi militer Israel.
โFakta yang menyakitkan adalah bahwa perusahaan Inggris masih menyuplai genosida,โ tegas Joe Glenton, mantan tentara Inggris yang kini aktif di kelompok kampanye ForcesWatch.
๐๐ป๐ด๐ด๐ฟ๐ถ๐ ๐๐ถ๐ป๐ฑ๐๐ป๐ด๐ถ ๐ฃ๐ฒ๐ท๐ฎ๐ฏ๐ฎ๐ ๐๐๐ฟ๐ฎ๐ฒ๐น ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ฃ๐ฒ๐ป๐ฎ๐ป๐ด๐ธ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ป
Dukungan Inggris terhadap Israel tidak hanya terbatas pada ekspor senjata dan pelatihan militer. Pada November 2024, Kepala Staf Umum Tentara Israel, Herzi Halevi, menerima status misi khusus dari Kementerian Luar Negeri Inggris yang melindunginya dari potensi penangkapan selama kunjungan resminya ke London.
Kunjungan ini terjadi hanya tiga hari setelah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang di Gaza.
Halevi bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Inggris, termasuk Jaksa Agung Richard Hermer, dalam kunjungan yang menuai kritik tajam dari aktivis HAM dan organisasi internasional.
Pada bulan April 2024, mantan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron dilaporkan mengancam akan menghentikan pendanaan dan menarik dukungan Inggris terhadap pengadilan Internasional (ICC), jika pengadilan tersebut melanjutkan langkah hukum terhadap para pejabat Israel.
Menurut sumber dari Middle East Eye (MEE), David Cameron menyampaikan kepada jaksa ICC Karim Khan bahwa tindakan terhadap para pemimpin Israel akan “seperti menjatuhkan bom hidrogen” dan menuduh Khan “telah kehilangan arah.”
Ia juga menolak penyelidikan ICC terhadap agresi Israel di Gaza dan menentang perbandingan antara invasi Rusia ke Ukraina dengan serangan militer Israel di wilayah Palestina tersebut. (Bahry)
Sumber: Cradle