GAZA (jurnalislam.com)– Serangan brutal Israel selama hari-hari pertama Idul Adha menewaskan lebih dari 100 warga sipil di Jalur Gaza, menurut pernyataan resmi Gerakan Hamas yang dirilis Ahad dini hari (8/6/2025) melalui kanal Telegram resminya. Hamas menyebut aksi tersebut sebagai “kelanjutan dari perang pemusnahan brutal” yang telah berlangsung selama lebih dari dua puluh bulan.
“Intensifikasi penembakan kriminal oleh tentara pendudukan fasis terhadap rumah-rumah penduduk di seluruh Jalur Gaza, eskalasi pembantaian terhadap warga sipil tak berdosa, dan kematian lebih dari 100 martir selama hari pertama dan kedua Idul Adha merupakan kelanjutan dari perang pemusnahan,” tegas Hamas dalam pernyataannya.
Selain mengecam serangan yang menewaskan ratusan warga sipil, Hamas juga mengklaim keberhasilan pejuang sayap militernya, Brigade Izzuddin Al-Qassam, dalam melakukan operasi militer terhadap pasukan Israel.
Menurut Hamas, pada Jumat (6/7), para pejuangnya berhasil meledakkan sebuah terowongan yang telah dipasangi bahan peledak, menargetkan sekelompok pasukan infanteri Israel yang terdiri dari enam tentara di daerah Murtaja, dekat Universitas Islam di tenggara Khan Yunis, Jalur Gaza selatan.
Ledakan tersebut, klaim Hamas, menewaskan dan melukai sejumlah tentara Israel.
Konfirmasi atas insiden tersebut datang dari militer Israel. Melansir The Times of Israel, empat tentara Israel dilaporkan tewas dan lima lainnya luka-luka akibat ledakan di sebuah gedung di Khan Younis pada Jumat pagi. Gedung tersebut, menurut penyelidikan awal militer Israel (IDF), dipasangi jebakan oleh pejuang Palestina dan runtuh setelah ledakan, menimpa pasukan yang sedang menyisir bangunan tersebut untuk mencari infrastruktur Hamas.
Dua dari tentara yang tewas telah diidentifikasi, yakni Sersan Mayor (Purn.) Chen Gross (33) dari unit komando Maglan, dan Sersan Staf Yoav Raver (19) dari unit teknik tempur Yahalom. Nama dua korban lainnya akan diumumkan setelah proses identifikasi selesai.
Serangan Israel di Jalur Gaza terus berlangsung dengan intensitas tinggi sejak pecahnya konflik besar pada Oktober 2023 lalu. Wilayah Gaza, yang diblokade dari berbagai arah, terus mengalami serangan udara dan darat yang menyebabkan puluhan ribu korban jiwa, mayoritas warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. (Bahry)