Serangan Udara Rusia Tewaskan Satu Orang di Kharkiv, Ukraina Tolak Syarat Damai Moskow

Serangan Udara Rusia Tewaskan Satu Orang di Kharkiv, Ukraina Tolak Syarat Damai Moskow

UKRAINA (jurnalislam.com)- Serangan udara Rusia pada Senin malam (2/6/2025) menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya di wilayah timur laut Ukraina, Kharkiv, serta memicu kebakaran di kota Chernihiv. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah pertemuan delegasi Rusia dan Ukraina di Turki untuk membahas perdamaian, yang kembali berujung buntu.

Di kota kecil Balakliia, dekat perbatasan Rusia, sebuah perusahaan swasta menjadi sasaran serangan besar-besaran menggunakan kendaraan udara tak berawak (UAV). Kepala administrasi militer setempat, Vitali Karabanov, menyebutkan bahwa satu orang tewas dan sejumlah lainnya terluka.

“Serangan UAV besar-besaran terhadap kota itu,” ujar Karabanov melalui Telegram, tanpa merinci lebih jauh mengenai skala serangan.

Sementara itu, di Chernihiv, puing-puing dari pesawat nirawak yang ditembak jatuh menyebabkan kebakaran di beberapa titik, termasuk di kawasan permukiman warga. Menurut Kepala Administrasi Militer Kota Chernihiv, Dmytro Bryzhynskyi, empat orang dilarikan ke rumah sakit, sementara 20 lainnya—termasuk delapan anak-anak—mendapatkan perawatan medis di lokasi.

Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api dalam gelap dan tim medis yang tengah menangani anak-anak korban serangan.

Di Odesa, serangan udara Rusia juga dilaporkan merusak bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil. Namun, tidak ada korban luka dalam insiden tersebut, menurut keterangan Wali Kota Hennadiy Trukhanov.

Hingga saat ini, skala penuh dari serangan Rusia tersebut belum dapat dipastikan. Pihak Moskow belum memberikan komentar resmi, dan laporan dari pihak Ukraina belum dapat diverifikasi secara independen oleh media internasional.

Sementara itu, dalam pertemuan di Turki, Rusia kembali menegaskan bahwa pihaknya hanya bersedia mengakhiri perang jika Ukraina bersedia menyerahkan lebih banyak wilayah dan menerima pembatasan jumlah angkatan bersenjatanya. Ukraina dengan tegas menolak syarat tersebut, menyebutnya sebagai bentuk penyerahan diri yang tidak dapat diterima.

Perang yang dimulai oleh Rusia pada Februari 2022 ini telah menewaskan ribuan warga sipil, mayoritas dari pihak Ukraina, meski kedua pihak terus membantah menargetkan warga sipil dalam serangan mereka. (Bahry)

Sumber: Alarabiya

Bagikan