NEW YORK (jurnalislam.com)- Aksi unjuk rasa pro-Palestina pecah di seluruh AS pasca serangan mematikan Hamas pada hari Sabtu di kota-kota dan penduduk Israel yang menyebabkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya siap berperang.
Aksi demontrasi terbesar dimulai di New York City, di mana lebih dari seribu demonstran pro-Palestina, berunjuk rasa di Times Square pada hari Ahad (8/10/2023) dan melalui Midtown Manhattan untuk menyerukan diakhirinya pendudukan Israel di Palestina. Di sisi lain, puluhan pendukung Israel juga mengibarkan bendera negaranya dan mengecam Hamas sebagai kelompok teroris.
Protes tersebut, tidak diikuti oleh anggota parlemen atau politisi New York mana pun, menyebabkan perpecahan di kalangan Partai Demokrat dan memicu kecaman dari Partai Republik, karena para demonstran dilaporkan meneriakkan slogan-slogan seperti “Perlawanan dibenarkan ketika rakyat sedang dijajah.”
Perwakilan Demokrat dari New York Ritchie Torres menulis di Twitter, bahwa protes tersebut mengagung-agungkan kekerasan Hamas terhadap Israel.
Chicago, Atlanta dan San Francisco juga terjadi aksi unjuk rasa pro-Palestina setelah serangan Hamas, orang-orang berkumpul di depan konsulat Israel di kota tersebut. Di Atlanta, sekitar 75 orang menghadiri aksi tersebut, tulis Associated Press, yang juga menyerukan diakhirinya bantuan AS kepada Israel.
“Kami di sini karena kami pikir semua orang di Amerika Serikat mendanai apartheid Israel,” kata Natalie Villasana, anggota Partai Sosialisme dan Pembebasan.
Di Chicago, ratusan orang dilaporkan bergabung dalam aksi demontrasi di depan konsulat Israel sambil mengibarkan bendera Palestina dan mengenakan syal kotak-kotak yang sering dipakai sebagai bentuk solidaritas terhadap negara tersebut. Ratusan orang berkumpul di San Francisco untuk menyerukan kebebasan Palestina, dan sempat terjadi bentrok dengan pendukung pro-Israel. Disaat yang sama, ada juga aksi demonstrasi pro-Israel di seluruh kota AS.
Sumber: Newsweek
Reporter: Bahri