PALESTINA (Jurnalislam.com) – Satu menit, itulah waktu yang dibutuhkan pasukan laut Commandos Hamas untuk bisa mencapai jantung wilayah Israel. ini bukan klaim Hamas, tapi pengakuan komandan zionis dari angkatan laut Israel Ovek Edelstain yang dikutip oleh koran Maarev Israel, lansir Infopalestina, Selasa (15/03/2016).
Komandan zionis mengatakan, “perairan dan pantai laut Gaza paling panas. Menurutnya, wilayah radius untuk mencari ikan bagi nelayan yang tenang bisa berubah menjadi ajang pertempuran militer sebab Commandos Laut Hamas hanya butuh 1 menit untuk bisa menembus jarak yang di luar dugaan kita, mereka sudah sangat cepat berkembang. Di masa mendatang mereka akan jauh lebih cepat,” tegasnya.
Senapan Sniper “Ghoul”, Senjata Produk Al Qassam yang Ditakuti Militer Israel
Brain War- Psywar
Edelstein mengatakan, “Kami siap akan sekanario ini. Kami saat ini terlibat dalam brain war-psywar (perang pemikiran/taktik). Para pejuang Hamas di laut sangat professional. Tiga pekan sebelum masa jabatan sebagai komandan angkatan laut berakhir, 4,5 tahun kita tertipu oleh pantai Gaza, kita hidup seakan kita dipermainkan ikan lumba-lumba (pasukan laut Hamas). Amat sulit memburu mereka. Commandos Laut Hamas menjadi mimpi buruk bagi komandan angkatan laut Israel”.
Komandan AL Israel ini menambahkan, “laut tidak sama dengan daratan. Hamas butuh berbulan menggali terowongan untuk bisa sampai ke jantung wilayah Israel (Palestina jajahan 1948). Namun di laut mereka hanya butuh 6 menit menggunakan board nelayan untuk bisa sampai ke jalur pipa minya Israel di Eilat – Ashkelon atau hanya satu menit untuk bisa sampai di Zakim. Apalagi tidak ada pagar pembatas yang bisa menghalangi atau menghentikan penyusupan ke jalur minyak laut Israel,” lanjut komandan AL Israel ini.
Latihan Harian
Edelstein mengisyaratkan, Commandos Laut Hamas berlatih setiap hari untuk menembus dan menyusup jantung laut Israel dan masuk dalam psywar, mereka bisa tinggalkan wilayah darat dan dalam satu menit masuk wilayah Israel.
Kita harus melakukan latihan, naik turun ke laut dan pantai, bagaimana menembak di sana, pasukan Israel harus berlatih di pantai Akka sebagai bagian untuk menghimpun informasi dan berlatih secara umum yang membutuhkan ribuan dolar, imbuh Edelstein.
Edelstein menegaskan, persoalan di laut Jalur Gaza tidak hanya ia merupakan kawasan yang dibolehkan untuk mencari ikan bagi nelayan. Walaupun mereka tidak memiliki sistem teknologi penentuan titik. Namun mereka pelaut profesional mampu mengetahui dimana saat melampaui titik 100 meter untuk mencari mata pencaharian hidup mereka. Kewajiban kita adalah menggunakan sarana yang paling sederhana untuk peringatan bahaya dini. Jika terjadi getaran laut berbahaya kita menggunakan semacam peluru karet untuk peringatan.
Edelstein menutup, kecenderungan militer Israel tidak akan berusaha kembali ke Jalur Gaza saja namun juga mempertimbangkan peristiwa kecil yang bisa menimbulkan pertempuran lebih besar.
“Kami menyadari ada nelayan Palestina yang menghimpun informasi dari gerak-gerik kami dan kadang kita curiga terhadap nelayan yang memata-matai kami dan kami tangkap. Kadang kita harus waspada sepanjang malam daripada menjadi masalah dalam satu menit lebihbaik menembak mati atau yang lebih sadis.
Kita harus waspada, Gaza saat ini lebih panas dari sisi laut dan perbatasan utara yang bisa meledak sewaktu-waktu.”
Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas pertama kalinya berhasil menyusup pada saat terakhir agresi militer Israel ke Gaza, musim panas 2014, bahwa mereka memiliki unit pasukan manusia katak yang berhasil menyerang pos militer Israel Zakim di Ashkelon dengan sangat cepat.
Baca juga:
Brigade al Qassam Berhasil Pukul Mundur Pasukan Khusus Israel di Gaza Tengah
Media Zionis: Hamas Sedang Persiapkan Serangan Laut ke Militer Israel