MESIR (Jurnalislam.com) – Arab Saudi menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin bersikap munafik pada pertemuan puncak pemimpin Arab dan mengatakan bahwa Putin tidak seharusnya mengekspresikan dukungan untuk Timur Tengah sementara Rusia sendiri ikut memicu ketidakstabilan dengan mendukung pemimpin Suriah Bashar al-Assad.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Saud al-Faisal, Ahad (29/03/2015) menyerukan Presiden Rusia Vladimir Putin – sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad – untuk menindaklanjuti suratnya sendiri kepada para pemimpin Arab yang menyatakan bahwa ia menyambut penyelesaian cepat atas krisis Suriah.
"Presiden Rusia berbicara tentang kekejaman Suriah seakan Moskow bukanlah faktor penting di balik kekejaman itu," kata al-Faisal.
"Moskow memasok rezim Suriah dengan senjata strategis yang digunakan dalam memerangi rakyatnya sendiri. Tindakan tersebut melanggar hukum Rusia yang melarang penjualan senjata ke negara-negara yang menggunakannya untuk pelanggaran, bukan untuk pertahanan," tambahnya setelah KTT Arab, yang diselenggarakan selama dua hari di kota resor Mesir, Sharm el-Sheikh.
Dia mengatakan rezim Suriah telah kehilangan legitimasi.
Dalam sebuah surat kepada KTT Arab, Putin mengatakan ia mendukung penyelesaian damai untuk konflik di negara-negara Timur Tengah, termasuk Suriah.
“Kami mempertimbangkan kemungkinan penyelesaian cepat dari situasi krisis di Suriah, Libya, dan Yaman atas dasar prinsip-prinsip hukum internasional, melalui dialog yang luas dan mencari kesepakatan nasional," kata Putin dalam surat itu, yang dibacakan saat KTT oleh Ketua Liga Arab Nabil al-Arabi.
Nasib masa depan politik Al-Assad di Suriah terancam runtuh setelah pembicaraan Jenewa yang didukung PBB antara tahun 2012 dan 2014.
Pembicaraan tersebut bertujuan mencapai penyelesaian politik bagi krisis di Suriah.
Deddy | World Bulletin | Jurniscom