GAZA (Jurnalislam.com) – Sedikitnya 181 wartawan Palestina telah terluka sejak 30 Maret, ketika warga Gaza mulai melakukan aksi unjuk rasa hampir setiap hari di sepanjang pagar pemisah Gaza-Israel, Komite Dukungan Jurnalis (the Journalists Support Committee-JSC) mengatakan pada hari Rabu (4/7/2018).
Dalam pernyataan hari Rabu, JSC – sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari para penulis dan wartawan Arab – menggambarkan tingginya jumlah korban cedera sebagai “hal yang mengejutkan siapa saja yang mengadvokasi kebebasan pers”.
Pesawat Drone Israel Targetkan Wartawan yang Liput Aksi Protes di Gaza
JSC telah mendokumentasikan 44 wartawan cedera oleh tembakan tentara Israel sejak 30 Maret, mengatakan tingkat cedera bervariasi dari “sedang” hingga “mematikan”.
Menurut komite, sedikitnya dua wartawan tewas akibat tembakan tentara Israel – sementara sepertiga harus diamputasi – sejak demonstrasi dimulai lebih dari tiga bulan lalu.
Ribuan Wanita Palestina Unjuk Rasa, 134 Terluka Ditembak Pasukan Israel
Selama periode yang sama, JSC mengatakan, 40 wartawan lainnya secara langsung ditargetkan dengan tabung gas air mata, “menyebabkan luka bakar parah dan patah tulang”.
Sementara itu, sedikitnya 110 wartawan terkena dampak negatif gas air mata, termasuk 27 jurnalis perempuan, kata komite itu, yang kemudian mencatat bahwa sedikitnya enam kendaraan pers telah menjadi sasaran bom-bom gas yang ditembakkan oleh pasukan Israel.
“Penargetan jurnalis yang disengaja menimbulkan ancaman nyata bagi kehidupan mereka,” isi pernyataan JSC.
“Pelanggaran-pelanggaran ini mencegah para wartawan melakukan tanggung jawab profesional mereka untuk meliput demonstrasi damai yang sedang berlangsung,” tambahnya.
Sejak demonstrasi di Gaza dimulai pada 30 Maret, lebih dari 135 demonstran Palestina telah tewas – dan ribuan lainnya terluka – oleh tembakan tentara Israel.
Sejak Protes Akhir Maret, 135 Warga Palestina Tewas, 15.000 Terluka dan 370 Kritis
Para pengunjuk rasa menuntut “hak untuk kembali” ke rumah dan desa mereka di Palestina yang bersejarah sejak diusir pada tahun 1948 untuk memberi jalan bagi negara baru bagi penjajah Israel.
Mereka juga menuntut diakhirinya 11 tahun blokade Israel/Mesir di Jalur Gaza, yang telah menghancurkan perekonomian kantong pesisir dan merampas banyak komoditas pokok bagi dua juta penduduknya.