DOUMA (Jurnalislam.com) – Tentara rezim Syiah Suriah sedang bersiap untuk meluncurkan operasi “besar” terhadap kota terakhir yaitu Douma yang dikuasai oposisi di Ghouta timur kecuali faksi Jaish al-Islam setuju untuk menyerahkan daerah itu, sebuah surat kabar pemerintah pro rezim Assad melaporkan pada hari Rabu (28/03/2018), lansir Middle East Eye.
“Pasukan yang dikerahkan di Ghouta sedang mempersiapkan operasi militer besar ke Douma jika pejuang Jaish al-Islam tidak setuju untuk menyerahkan kota dan pergi,” kata surat kabar al-Watan.
Peringatan itu muncul ketika konvoi terbesar pengungsi Ghouta Timur tiba di Suriah barat laut pada hari Selasa.
Turki dan PBB Kirim 26 Truk Bantuan Kemanusian ke Benteng Mujahidin di Idlib
Pasukan rezim Syiah Assad, yang didukung oleh agresor Rusia dan milisi Syiah setia mereka, melancarkan serangan brutal lebih dari sebulan lalu untuk merebut kembali daerah kantong di pinggiran Damaskus yang dikuasai oposisi.
Mereka telah merebut kembali lebih dari 90 persen darinya dan mengosongkan kantong oposisi terakhir melalui negosiasi penarikan yang ditengahi oleh Rusia.
Rusia dan rezim Nushairiyah Suriah yang didukungnya dilaporkan mengancam akan melanjutkan pengeboman jika negosiasi terakhir yang mencakup kota utama Ghouta, Douma, tidak menyetujui kesepakatan serupa.
Jaish al-Islam, faksi Islamis kuat yang memegang Douma, berharap pembicaraan dengan Moskow akan memutuskan mereka bisa tetap tinggal di kota, bukannya diangkut dalam bis seperti oposisi lainnya.
Namun negosiasi macet dan Rusia kembali ke pendekatan awal mereka “pergi atau mati,” dua sumber oposisi yang mengetahui tentang perundingan mengatakan.
“Pada akhir pertemuan mereka hari Senin, Rusia memberi dua pilihan kepada Jaish al-Islam: menyerah atau menghadapi serangan,” kata salah seorang dari mereka kepada AFP.
Al-Nafir: Upaya Al Qaeda dalam Menyatukan Kembali Faksi-faksi Jihad di Suriah
Jurubicara Jaish al-Islam Hamza Bayraqdar mengatakan perundingan itu akan menetapkan sebuah kesepakatan di mana mereka akan meletakkan senjata beratnya sebagai ganti air dan listrik disediakan pemerintah kembali ke kota.
Dua kesepakatan telah menghasilkan ribuan oposisi, keluarga mereka dan warga sipil lainnya diangkut keluar dalam konvoi pulahan bis di distrik Ghouta menuju Idlib, sebuah provinsi barat laut yang berada dibawah kendali faksi-faksi jihad dan oposisi bersenjata.
