YORDANIA (Jurnalislam.com) – Orang-orang Palestina terus menghujat niat administrasi Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, beberapa pemimpin Arab juga telah menyuarakan ketidakpuasan mereka mengenai kepindahan tersebut, yang khawatir akan menimbulkan konsekuensi berbahaya bagi wilayah Timur Tengah secara keseluruhan.
Di negara tetangga Yordania dimana negaranya adalah penjaga situs suci umat Islam di Yerusalem, juga sekutu utama AS di Timur Tengah, Raja Abdullah II mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump bahwa mengakui kota suci tersebut sebagai ibukota Israel akan mengobarkan perasaan Muslim seluruh dunia.
Abaikan Kecaman Dunia, Trump Resmikan Yerusalem sebagai Ibukota Israel
Keputusan tersebut akan memiliki “dampak berbahaya pada stabilitas dan keamanan kawasan Timur Tengah”, kata Raja Abdullah, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh istana kerajaan, lansir Aljazeera, Rabu (6/12/2017).
Menurutnya, langkah Trump sangat memalukan bagi Abdullah sejak ayahnya, almarhum Raja Hussein, kehilangan Yerusalem dari Israel dalam perang 1967.
Abdullah sekarang hanya menjadi penonton saat AS memberi pukulan lain bagi dia dan keluarganya.
Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada hari Rabu, sebuah langkah yang dikutuk di seluruh dunia dan merupakan ancaman bagi kemungkinan untuk memulai kembali perundingan damai yang terhenti antara Israel dan Palestina.
Yerusalem, yang merupakan tempat tersuci ketiga dalam Islam, Masjid Al-Aqsha, menjadi sangat penting bagi umat Islam dan kaum Hashemi setelah mereka kehilangan kendali atas tempat-tempat suci di Mekah dan Madinah di Arab Saudi modern.
Inilah Laporan Hasil Kunjungan Raja Yordania ke Palestina Terkait Masjid Al Aqsha
Hashemites, sebagai penguasa Hejaz dari tahun 1916, mengawasi tempat-tempat suci sampai mereka diusir oleh orang Saudi pada tahun 1925.
Kakek buyut Abdullah, Sharif Hussein bin Ali, yang pernah menjadi sharif Mekkah dan juga menjabat sebagai mantan raja Hashemite dari Hejaz, dimakamkan di halaman Masjid al-Aqsha pada tahun 1930an.
Hari ini, di bawah kesepakatan tahun 2013 yang ditandatangani antara Yordania dan Otoritas Palestina, Abdullah adalah penjaga kota suci bagi kaum Muslim dan orang Kristen di Yerusalem.