MESIR (Jurnalislam.com) – Tentara Mesir mengatakan sebuah serangan udara menewaskan beberapa penyerang yang terlibat dalam pembantaian hari Jumat berupa serangan bom-dan-senjata api di sebuah masjid yang menewaskan sedikitnya 305 orang.
Dalam sebuah pernyataan Jumat malam, juru bicara militer Tamer Rifai mengatakan angkatan udara Mesir mengejar para penyerang yang, menurut pejabat, datang dengan empat kendaraan 4WD dan melakukan serangan pada saat sholat Jumat.
“Angkatan udara mengejar para pembunuh dan menemukan serta menghancurkan sejumlah kendaraan yang terlibat dalam serangan teror yang brutal … Mereka yang berada di dalam kendaraan juga terbunuh,” kata Rifai, Sabtu (25/11/2017), lansir Aljazeera.
Pembantaian tersebut terjadi di Bir al-Abed, sebuah kota di provinsi Sinai Utara.
Masjid tersebut – sekitar 40km barat el-Arish, ibu kota provinsi Sinai Utara – sering dikunjungi oleh pengikut tasawuf, kelompok Islam yang lebih mistis.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, namun menurut sebuah pernyataan pada hari Sabtu dari jaksa penuntut umum Mesir, penyerang tersebut membawa sebuah bendera yang mewakili kelompok Islamic State (IS). Pemerintah mengumumkan tiga hari berkabung untuk para korban.
Korban Serangan Bom Masjid di Mesir Meningkat, 235 Tewas, Begini Kronologinya
Media negara Mesir MENA mengatakan 120 orang juga terluka dalam serangan tersebut.
Presiden Abdel Fattah el-Sisi mengutuk para penyerang, yang dia sebut sebagai “penjahat” dan “pengecut” dalam sebuah pernyataan di televisi pada hari Jumat.
Dia mengatakan para penyerang “tidak akan luput dari hukuman”.
“Angkatan bersenjata dan polisi akan membalaskan dendam para martir kami dan mengembalikan keamanan dan stabilitas dengan kekuatan maksimal,” kata Sisi.Mesir telah bertahun-tahun berjuang melawan serangan bersenjata dan anti-pemerintah di Semenanjung Sinai. Serangan tersebut meningkat sejak militer menggulingkan Presiden terpilih Muhammad Mursi dari Ikhwanul Muslimin pada pertengahan 2013.
Pada tahun 2014, setelah sebuah bom martir yang menewaskan 33 tentara, Sisi mengumumkan keadaan darurat di semenanjung tersebut, dan menggambarkannya sebagai “tempat bersarang untuk terorisme dan teroris.”
Serangan sebelumnya di Sinai sebagian besar ditujukan pada pasukan keamanan dan anggota minoritas Kristen Koptik Mesir.
Namun, masjid di kota Sheikh Zuweid di Sinai Utara juga diserang.
Masjid Bir al-Abed menjadi sasaran empuk karena berada di luar kota utama provinsi tersebut.
Masjid tersebut mungkin juga menjadi sasaran karena dihadiri oleh jamaah sufi, yang dianggap kafir oleh kelompok bersenjata seperti IS.
Pada tahun 2016, para militan IS merilis gambar yang konon menunjukkan eksekusi seorang pemimpin religius Sufi berusia 100 tahun, yang mereka tuduh memiliki “ilmu sihir”.
Timothy Kaldas, seorang profesor di Universitas Nil di Kairo, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan hari Jumat “sesuai dengan pola serangan IS”.
“Berpotensi, ini adalah serangan lain terhadap para sufi di Sinai utara. Berpotensi, ini adalah pembalasan terhadap suku yang bekerja sama dengan negara dalam tindakan keras terhadap IS,” katanya.
Kaldas mengatakan IS telah “lebih bersedia untuk menargetkan warga sipil, seperti yang kita lihat dengan banyak serangan terhadap komunitas Kristen-Mesir pada tahun lalu”.