Suriah Desak Pasukan Turki Tinggalkan Idlib, Ternyata Cuma Ini Alasannya

Suriah Desak Pasukan Turki Tinggalkan Idlib, Ternyata Cuma Ini Alasannya

SURIAH (Jurnalislam.com) – Sebuah pernyataan rezim Suriah yang menuntut penarikan tentara Turki dari kota barat laut Idlib dikeluarkan hanya untuk kepentingan opini publik domestik dan tidak boleh dianggap serius, seorang anggota parlemen senior dari partai berkuasa Turki mengatakan kepada Al Jazeera, Ahad (15/10/2017).

Damaskus pada hari Sabtu mendesak “penarikan segera dan tanpa syarat” pasukan Turki yang telah dikirim ke Idlib demi mendukung Pasukan Pembebasan Suriah (the Free Syria Army-FSA), dalam rangka menerapkan kesepakatan “zona de-eskalasi” yang disepakati antara Moskow, Ankara dan Teheran pada bulan September .

Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri yang dirilis di media rezim Suriah mengatakan masuknya pasukan Turki di Idlib “merupakan pelanggaran hukum internasional dan tidak terkait dengan pemahaman yang dicapai antara negara-negara penjamin dalam proses Astana,” merujuk pada Rusia, Turki dan Iran.

Militer Turki Masuk ke Dalam Idlib Tanpa Koordinasi, Ini Kata Erdogan

Pernyataan rezim Suriah dibuat “untuk menyelamatkan wajah pemerintah” di mata publik di sana, Kani Torun, seorang anggota parlemen senior dan wakil ketua komite urusan luar negeri parlemen Turki, mengatakan.

“Pada akhirnya, pasukan asing telah memasuki tanah Suriah dan ini harus dijelaskan kepada masyarakat Suriah dengan cara apa pun.”

Rusia, Turki dan Iran telah sepakat di ibu kota Kazakhstan Astana pada bulan September untuk mendirikan zona de-eskalasi selama enam bulan di berbagai wilayah di negara tersebut.

Sergey Lavrov, menteri luar negeri Rusia, mengatakan pada hari Jumat bahwa zona de-eskalasi “dilakukan dalam rangka perundingan Astana dengan partisipasi ketiga negara penjamin – Rusia, Turki dan Iran – dan bantuan dari pengamat, yaitu AS, Yordania dan perwakilan PBB.”

Tentara Turki telah mulai menggelar pasukan dan kendaraan lapis baja ke Idlib pada 8 Oktober dan mulai mendirikan pos pengamatan di kota tersebut pada hari Jumat, menurut pernyataan oleh Staf Umum negara tersebut.

Sebuah video yang didistribusikan oleh tentara menunjukkan apa yang dikatakan Staf Umum sebagai sebuah konvoi yang menuju ke perbatasan Suriah pada Kamis malam, dengan kendaraan militer melakukan perjalanan dalam kegelapan.

Analisis: Turki Perhitungkan Kekuatan Hayat Tahrir al Sham di Idlib

Hayyat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah aliansi yang dipimpin oleh Jabhat Fath al Sham, mengendalikan sebagian besar Idlib.

Torun mengatakan kepada Al Jazeera bahwa operasi di Idlib telah diimplementasikan dalam koordinasi militer yang erat dengan Rusia.

“Pasukan Rusia bertanggung jawab untuk melindungi perbatasan kota Idlib, sementara pasukan Turki bertanggung jawab atas keamanan internal, memastikan bahwa kota tersebut tidak memiliki kelompok teror dan tidak ada kekerasan yang terjadi di sana. Inilah kesepakatannya,” katanya.

“Peran pasukan Rusia di pinggiran kota mencegah kemungkinan intervensi di Idlib oleh pasukan rezim Suriah.”

Torun mengatakan bahwa mungkin ada operasi lain di masa depan karena Turki dan Rusia sepakat dalam pelaksanaan zona tersebut.

Damaskus mengutuk serangan Turki ke Suriah di masa lalu, melabeli mereka sebagai “pelanggaran kedaulatan Suriah”, seperti yang dilakukan setelah Operasi Perisai Efrat Turki dan FSA yang diluncurkan pada Agustus 2016.

Turki mengirim pasukan, tank dan pesawat tempur ke Suriah dalam operasi besar ini, yang Ankara katakan, bertujuan untuk mendorong kelompok Islamic State (IS) keluar dari perbatasan Suriah dan menghentikan kemajuan pasukan Kurdi, yang dilihat Ankara sebagai lengan pasukan bersenjata Kurdi (PKK) yang dilarang di Turki.

Bagikan