ISTANBUL (Jurnalislam.com) – Seorang wartawan senior Palestina mengatakan pada hari Senin (13/6/2017) bahwa “solidaritas kuat” di kalangan Qataris telah berhasil menjaga agar ekonomi negara tetap stabil, meski terjadi pemboikotan oleh beberapa negara Teluk.
Presiden Al Sharq Forum dan mantan direktur jenderal jaringan al-Jazeera, Wadah Khanfar mengatakan negara-negara yang memboikot memperkirakan Qatar akan “diintimidasi dan segera menyerah”, namun itu bukan masalah, “pemerintah dan rakyat justru menunjukkan kekuatan solidaritas, oleh karena itu kebutuhan dasar manusia di negara tersebut tidak mengalami efek negatif.”
Berbicara kepada Anadolu Agency dalam sebuah wawancara eksklusif, Khanfar membahas krisis yang meletus pekan lalu karena Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Yaman secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, menuduh Doha mendukung terorisme.
Mauritania juga memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar keesokan harinya, sementara Yordania menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Doha. Arab Saudi juga menutup perbatasan daratnya dengan Qatar, sehingga secara geografis mengisolasi negara Teluk kecil tersebut.
Qatar menolak keras tuduhan bahwa pihaknya mendukung kelompok teroris dan meminta solusi diplomatik terhadap ketegangan yang semakin meningkat.
Khanfar mengatakan semua tindakan pemboikotan dilakukan sekaligus. “Tidak ada lagi yang tersisa untuk dilakukan terhadap negara ini,” tambahnya.
Khanfar juga mengatakan sikap Turki terhadap Qatar, merupakan “keputusan yang beretika dan dianggap masuk akal”.
Pekan lalu, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyuarakan ketidaksetujuan terhadap sanksi terhadap Qatar.
Parlemen Turki pada hari Rabu meratifikasi dua kesepakatan untuk menggelar pasukan di Qatar dan melatih pasukan gendarmerie negara tersebut. Produk Turki sudah bisa ditemukan di toko-toko Qatar.
“Boikot juga bertujuan untuk menghancurkan solidaritas negara-negara Teluk. Anda berhasil merusak Dewan Kerjasama Teluk (Gulf Cooperation Council). Anda memprovokasi negara kuat seperti Turki. Anda tidak bisa sukses, Anda akan lemah secara strategis dan politis,” kata Khanfar. “Blokade ini gagal.”