KUALA LUMPUR (jurnalislam.com)– Organisasi masyarakat sipil di Malaysia pada Sabtu (14/6/2025) mengumumkan rencana peluncuran “mobilisasi maritim terbesar di dunia” untuk memutus blokade Israel di Jalur Gaza. Kampanye ini diberi nama “Armada Seribu Kapal” dan bertujuan mengirim kapal dari berbagai benua secara terkoordinasi guna menyalurkan bantuan kemanusiaan dan menekan Israel untuk mengakhiri pengepungan terhadap Gaza.
Inisiatif tersebut diumumkan dalam konferensi pers di Kuala Lumpur oleh Azmi Abdul Hamid, Ketua Dewan Konsultatif Organisasi Islam Malaysia (MAPIM). Menurutnya, kampanye ini merupakan respons terhadap aksi militer brutal Israel dan kejahatan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
“Ini adalah tanggapan global terhadap kekejaman yang dilakukan terhadap rakyat Palestina. Kami tidak bisa lagi diam,” ujar Azmi.
Azmi menyampaikan bahwa koordinasi telah dimulai dengan berbagai kelompok masyarakat sipil di Eropa, Asia, dan Amerika Latin. Ia mengklaim bahwa gagasan armada ini telah mendapatkan dukungan internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Penyitaan kapal bantuan Madleen oleh militer Israel beberapa waktu lalu disebut sebagai titik balik dalam upaya global untuk menembus blokade Gaza. Meskipun gagal mencapai tujuannya, kapal itu disebut berhasil menarik perhatian dunia terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza.
“Armada kali ini akan jauh lebih besar dan lebih terorganisasi dibanding Mavi Marmara pada tahun 2010,” tambah Azmi, merujuk pada misi bantuan yang berakhir tragis dengan terbunuhnya 10 aktivis oleh pasukan Israel.
Dalam pernyataan bersama yang ditandatangani puluhan organisasi di Malaysia, kampanye ini memiliki empat tujuan utama:
1. Mencabut blokade Israel terhadap Gaza,
2. Memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan,
3. Mengamankan perlindungan internasional bagi warga Palestina,
4. Menuntut pertanggungjawaban atas kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel.
Penyelenggara juga menyerukan perlindungan internasional bagi para relawan dari berbagai negara yang akan berpartisipasi dalam armada ini. Seruan ini ditujukan untuk mendorong tekanan diplomatik tidak langsung terhadap Israel melalui jalur hukum dan diplomasi.
Secara paralel, aktivis Malaysia juga menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA). Mereka menuntut pemutusan hubungan dagang dengan perusahaan-perusahaan yang masih beroperasi di wilayah pendudukan Palestina.
Salah satu target kritik adalah perusahaan asal AS, Caterpillar, yang dituding terlibat dalam penghancuran rumah warga Palestina karena menyediakan buldoser untuk militer Israel.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, MAPIM mengumumkan pembentukan sekretariat internasional dan dana keuangan khusus untuk mengoordinasikan logistik, pengadaan kapal, dan dukungan dari kelompok-kelompok kemanusiaan di seluruh dunia. MAPIM juga mengajak individu, organisasi, dan perusahaan untuk memberikan bantuan teknis maupun material.
Kampanye ini muncul di tengah meningkatnya frustrasi global atas kegagalan komunitas internasional dalam menghentikan perang di Gaza atau menegakkan hukum humaniter internasional.
Penyelenggara menyatakan bahwa persiapan tengah berlangsung dan pengumuman lebih lanjut akan disampaikan dalam beberapa pekan mendatang. (Bahry)
Sumber: TNA