SURIAH (Jurnalislam.com) – Lengan media Al Qaeda, As Sahab, mengeluarkan pesan audio dari Syeikh Ayman al Zawahiri hari Ahad (23/4/2017). Berkas audio, yang disambung dengan gambar faksi jihad di Suriah, hanya berdurasi sekitar enam menit. Pesan ini dirilis melalui media sosial, termasuk saluran Telegram milik As Sahab kemudian di lansir Long War Journal.
Amir Al Qaeda memperingatkan bahwa perang Suriah seharusnya tidak dianggap sebagai upaya “nasionalis” secara eksklusif, karena inilah yang diinginkan musuh para mujahidin. Sebaliknya, dia mengatakan bahwa konflik Suriah harus dilihat sebagai “masalah seluruh umat,” atau komunitas Muslim di seluruh dunia.
Pernyataan Syeikh Zawahiri sangat menarik mengingat rebranding Jabhah Nusrah tahun lalu, dan kemudian bergabungnya mereka dengan beberapa faksi jihad lainnya untuk membentuk Hay’at Tahrir al Sham (Majelis untuk Pembebasan Sham- HTS) pada bulan Januari. Berbagai tokoh al Qaeda dan jihadis lainnya di Suriah telah mendiskusikan cara terbaik untuk mempresentasikan dirinya ke dunia. Peluncuran Jabhah Nusrah pada bulan Juli 2016 didukung oleh al Qaeda.
Dr Ayman Zawahiri secara eksplisit mendukung perjuangan di Suriah, mengatakan bahwa ini adalah perang “gerilya” dan para pelaku jihad seharusnya tidak fokus berusaha memegang wilayah pada saat ini. Sebaliknya, ia mengatakan, mereka harus fokus untuk melemahkan musuh mereka.
“Untuk awalan, saya ingin memberitahu saudara-saudara tercinta kita di Sham [Suriah] bahwa luka-luka kalian adalah luka bagi seluruh umat, dan rasa sakit kalian adalah rasa sakit seluruh umat. Kalian selalu ada dalam doa – doa kami setiap saat, dan kami ingin mengorbankan jiwa kami untuk Anda,” Zawahiri memulai pesannya, yang dirilis dengan transkrip bahasa Inggris.
“Jika ada yang menghalangi kita,” lanjutnya, “Ketahuilah bahwa kami terlibat dalam pertempuran melawan musuh Tentara Salib yang sama dengan yang Anda lawan, meski berada di garis depan yang berbeda.”
Pemimpin Al Qaeda mengatakan bahwa “satu-satunya alasan” kaum muslim internasional di Suriah “menjadi sasaran” adalah bahwa mereka “ingin Islam diterapkan di atas bumi Sham. ” Namun Aliansi Setan Internasional tidak akan pernah menerima hal ini, dan mereka akan mengerahkan segala daya upaya untuk menghentikan arus Islam ini,” kata Syeikh Zawahiri.
Konsisten dengan pesan al Qaeda di masa lalu, Syeikh Ayman Zawahiri menerangkan AS dan Barat sebagai anggota rezim Iran dan Bashar al Assad. Dia mengingatkan rakyat Suriah untuk “mempersiapkan” diri mereka menghadapi perang yang panjang melawan Tentara Salib dan Rafidho (istilah untuk orang Syiah dan Iran] serta Nushairiyah [yang berarti anggota rezim Syiah Assad].”
Syeikh Zawahiri memuji rakyat Suriah yang telah “berjihad di jalan Allah membangkitkan bendera Islam dan jihad di tanah Sham, dan untuk membebaskannya dari penindasan, tirani dan korupsi.”
“Jadi jangan mundur,” katanya. “Jangan goyah atau melakukan kompromi.
Mati secara terhormat, tapi jangan pernah menerima penghinaan.”
Pemimpin Al Qaeda ini mengulangi seruan tandzimnya untuk menggalang persatuan dalam perjuangan. Sejak awal perang, dengan beberapa pengecualian, Al Qaeda berusaha untuk tetap berhubungan erat dengan kelompok perjuangan lainnya. Strategi ini sempat terganggu oleh bangkitnya Negara Islam Abu Bakr al Baghdadi pada tahun 2013 dan 2014, namun Al Qaeda mampu mengatasinya.
“Bersatu dan tutup barisan Anda dengan saudara laki-laki dan mujahidin Muslim, tidak hanya di Sham, tapi juga seluruh dunia, karena ini adalah operasi Salibisme tunggal yang dilakukan terhadap umat Islam di seluruh dunia,” kata Syeikh Zawahiri.
Dia kemudian mengkritik siapapun yang menganggap perang Suriah dapat dipisahkan dari jihad di tempat lain di seluruh dunia.
Berbicara kepada para jihadis di Suriah, Dr Ayman Zawahiri mengatakan bahwa beberapa “ingin menipu Anda untuk percaya dengan mitos bahwa hanya jika Anda mengubah jihad Anda menjadi perjuangan Suriah nasionalis yang eksklusif, maka penjahat internasional terkemuka akan senang dengan Anda.”
“Umat saya dan saudara laki-laki saya di Sham,” kata Zawahiri, “Saya ingin menawarkan beberapa saran sebagai pengingat untuk kalian dan diri saya sendiri.” Kemudian, dia menambahkan: “Kita harus terus meninjau tindakan kita, dan menarik kembali diri kita dari segala hal yang mampu menghalangi kemenangan. Karena kita tidak pernah bisa lebih baik daripada Sahabat Nabi Saw, yang jauh dari kemenangan saat mereka tidak taat. Mengkaji ulang secara kritis dan koreksi kesalahan adalah langkah pertama dalam pertempuran menuju kemenangan.”
“Menurut pendapat saya,” pemimpin al Qaeda itu melanjutkan, “strategi untuk jihad di Sham harus berfokus pada perang gerilya yang bertujuan untuk menjatuhkan musuh dan mengeluarkan darah mereka sampai mati.” Ini “adalah senjata pilihan orang-orang yang tertindas. Melawan penjajah arogan di setiap zaman, “kata Zawahiri.
“Jangan duduk sendiri dengan berpegangan pada teritori (batas wilayah), sebaliknya, fokus hancurkanlah moral musuh kalian.
Bawa musuh ke titik keputusasaan yang buruk dengan melancarkan serangan tanpa henti dan timbulkan kerugian yang tak tertahankan pada pasukannya.”
Untuk kedua kalinya dalam pesan singkatnya, Zawahiri kembali memperingatkan untuk tidak memperlakukan konflik Suriah sebagai sebuah perjuangan “nasionalis”. “Masalah Sham adalah masalah seluruh umat,” katanya. “Kita tidak boleh menyajikannya hanya sebagai masalah rakyat Syam, dan kemudian mempersempitnya menjadi masalah rakyat Suriah saja, karena ini adalah rencana musuh dan tujuannya yang banyak dicari.”
“Musuh berusaha untuk mengubah jihad di Sham dari masalah umat Islam menjadi masalah Suriah yang secara eksklusif nasionalis, kemudian mengubah masalah nasionalis menjadi isu wilayah dan daerah tertentu, dan akhirnya menguranginya menjadi isu beberapa kota, desa dan lingkungan,” Zawahiri mengingatkan.
Oleh karena itu maka, “adalah kewajiban bagi kita untuk menghadapi strategi jahat ini dengan menyatakan bahwa jihad di Syam adalah jihad umat Islam yang bertujuan untuk menetapkan peraturan Allah di tanah Allah. Ini harus bersamaan dengan mendorong seluruh umat berpartisipasi dalam jihad Sham melalui putra, kekayaan, usaha, dan energinya.”
Syeikh Zawahiri menyediakan daftar pendek umat Islam yang telah “membela Sham sebelumnya dalam sejarah,” termasuk Salahuddin dan orang-orang Turki Utsmani. Dia menunjukkan bahwa “tidak ada” orang-orang yang masuk dalam daftarnya “yang merupakan warga Suriah, melainkan mereka Muslim dan mujahid.” Ini mungkin merupakan peringatan bagi para pelaku jihad untuk memperlakukan banyak pejuang asing di Suriah yang telah bergabung dengan perjuangan anti-Assad tanpa perbedaan.
Amir Al Qaeda kemudian menutup dengan mengatakan bahwa para jihadis seharusnya tidak berusaha untuk menenangkan Barat, atau pihak lain. “Oleh karena itu, kami tidak boleh tunduk pada dikte penjahat terkemuka, yang berusaha mengintimidasi kami dengan tuduhan ‘terorisme’ dan ‘ekstremisme’,” kata Zawahiri.
Dia memperingatkan bahwa ini akan menyebabkan nasib yang sama dengan yang diderita oleh Muhammad Mursi, pemimpin Ikhwanul Muslimin yang secara singkat menjabat sebagai presiden Mesir.
“Ini adalah kekuatan sama yang bahkan menggulingkan Muhammad Mursi, terlepas dari kenyataan bahwa kekuatan ini telah memberi semua yang mereka minta,” kata Zawahiri.
Syeikh Ayman menambahkan: “Saya memohon kepada Allah Swt agar rakyat Sham diberi ketabahan. Semoga Allah memberkati mereka dengan kemenangan dan dukungan-Nya, dan membimbing mereka untuk mengambil sikap bersama di samping saudara-saudara mujahidin di seluruh dunia dalam melawan musuh bersama yang sama.”