BIRMINGHAM (Jurnalislam.com) – Ratusan masjid di seluruh Inggris membuka pintu mereka bagi warga sebagai bagian dari inisiatif melawan kesalahpahaman tentang komunitas Muslim.
Lebih dari 150 masjid mengambil bagian dalam proyek “Visit My Masjid” pada Ahad sore, dan berhasil membuat kerumunan pengunjung penasaran, lansir Aljazeera, Ahad (05/02/2017).
Acara yang diselenggarakan oleh Dewan Muslim Inggris (the Muslim Council of Great Britain-MCB), berjanji akan menjawab semua pertanyaan. Pengunjung dari semua agama dan yang tidak memiliki agama disambut, dan tidak ada subjek yang dianggap terlarang.
Di masjid Paigham-e-Islam di Birmingham, kota kedua terbesar di Inggris, percakapan terfokus pada hukum Islam, yang dikenal sebagai Syariah, pendapat Muslim tentang Yesus dan apa saja program-program di masjid.
Teh dan kue-kue khas Asia Selatan ditawarkan bagi mereka yang hadir, selain tur keliling masjid dan penjelasan tentang sholat.
Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh yang merupakan oposisi utama, mengambil bagian dalam acara tersebut dengan mengunjungi masjid setempat di Finsbury Park, London utara.
“Minum teh bersama jauh lebih efektif daripada menuangkan beton untuk membangun dinding,” tweeted dia.
Adrees Sharif, anggota masjid dan pejabat MCB, mengatakan inisiatif tersebut bertujuan untuk memperkuat ikatan antara Muslim dan masyarakat di sekitar mereka.
“Kami ingin menciptakan dialog bukan debat. Ketika Anda sedang berdebat Anda bertujuan untuk memenangkan argumen, tetapi ketika Anda terlibat dalam dialog Anda berbagi keyakinan Anda,” katanya.
Masjid yang ambil bagian dalam acara tahun ini berjumlah hampir dua kali lipat dari 82 masjid yang ambil bagian pada tahun 2016.
Sharif mengatakan kenaikan itu disebabkan meningkatnya keinginan di kalangan umat Islam untuk menjelaskan keyakinan mereka di tengah meningkatnya sentimen kelompok sayap kanan.
“Masjid memahami pentingnya keterlibatan dan lebih bersedia untuk mengambil bagian, bukan hanya karena [Presiden AS] Donald Trump tetapi reaksi setelah isu Brexit juga,” Sharif menjelaskan, mengacu banyaknya orang Inggris yang memilih lepas dari Uni Eropa pada bulan Juni.
Trump, presiden anti Islam AS menepati janji kampanyenya untuk melarang semua Muslim memasuki AS dengan menghentikan imigrasi dari tujuh negara mayoritas Muslim.
Seorang hakim federal sejak itu telah menghentikan perintah larangan Trump.
Di Inggris, serangan terhadap Muslim meningkat, di samping serangan xenophobia lainnya, pasca pemungutan suara mengenai Brexit.
Geoff Gallagher, yang menghadiri acara tersebut di Birmingham, mengatakan ia memiliki pengalaman yang “sangat baik” dan merekomendasikan lebih sering lagi aktifitas pembangunan komunitas untuk membantu menghilangkan stereotip negatif terhadap Muslim.
“Aktifitas semacam ini harus diiklankan di seluruh negeri untuk memastikan agar semua orang mengerti bahwa umat Islam bukan kelompok agama kekerasan, dan merupakan bagian dari masyarakat luas,” katanya.
Muslim berjumlah lima persen dari populasi Inggris atau hanya di bawah tiga juta orang, dengan jumlah yang signifikan terkonsentrasi di pusat-pusat kota, seperti London, Birmingham, Manchester dan Bradford.
Sekitar setengah populasi dari Muslim Inggris lahir di Inggris.