Al Shabaab Targetkan Badan Intelijen Dan Keamanan Somalia dengan Bom Mobil

Al Shabaab Targetkan Badan Intelijen Dan Keamanan Somalia dengan Bom Mobil

SOMALIA (Jurnalislam.com) – Sedikitnya dua orang tewas dan lima lainnya terluka setelah mobil yang sarat dengan bahan peledak meledak di dekat sebuah restoran di Mogadishu, menurut pejabat keamanan dan saksi kepada Aljazeera, Sabtu (01/10/2016).

Al-Shabab, afiliasi al Qaeda di Afrika terkunci dalam pertempuran melawan pemerintah Somalia dukungan Barat, secara teratur melontarkan serangan di Mogadishu, mengaku bertanggung jawab atas pemboman hari Sabtu tersebut, kata kantor berita Reuters.

Mobil itu diparkir di depan restoran Blue Sky, dekat jalan sibuk menuju markas Badan Intelijen dan Keamanan Nasional Somalia (the Somali National Intelligence and Security Agency-NISA) di distrik selatan Mogadishu.

Blue Sky terletak di dekat pusat penahanan, yang dikenal sebagai Jilaow, di mana jihadis yang tertangkap sering ditahan di sel bawah tanah.

Ledakan itu diledakkan dari jarak jauh di luar restoran, Mohamed Dahir, seorang juru bicara pasukan Somalia, mengatakan kepada kantor berita AFP, menambahkan bahwa “informasi yang kita punya sejauh ini menunjukkan bahwa dua warga sipil tewas dalam ledakan itu”.

Sumber mengatakan restoran tersebut sering dikunjungi baik oleh Aparat keamanan Somalia maupun warga sipil.

Namun Syeikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara operasi militer al-Shabab, kepada Reuters, mengatakan, “Kami menargetkan pasukan keamanan dan petugas dari sel bawah tanah Jilaow yang berada di sana.”

Ia mengaku sedikitnya 10 orang tewas, tetapi tidak mengatakan apakah serangan itu menggunakan sebuah bom mobil, meskipun al-Shabab sering menggunakan taktik tersebut.

Reuters mengutip Abdifatah Omar, juru bicara pemerintah daerah Mogadishu, mengatakan bahwa tiga orang telah dikonfirmasi tewas di lokasi serangan sejauh ini dan empat lainnya luka-luka.

Jumlah korban yang diberikan oleh al-Shabab dan pejabat Somalia sering berbeda.

Mujahidin al-Shabab telah mengaku bertanggung jawab atas beberapa ledakan baru-baru ini di Mogadishu, termasuk pemboman mobil yang menewaskan seorang jenderal Somalia terkemuka dan beberapa pengawalnya.

Pada 30 Oktober nanti Somalia akan mengadakan pemilihan presiden yang selama ini tertunda saat negara menargetkan terciptanya kembali stabilitas yang telah lama ditunggu-tunggu.

Meskipun telah keluar dari ibukota pada 2011, al-Shabab masih menguasai hamparan luas daerah Somalia hingga pedesaan terpencil dalam melakukan operasi perang gerilya.

Bagikan