Zionis Yahudi Kembali Berulah, Menteri Israel Mengancam Akan Menutup Al-Aqsa Bagi Muslim

PALESTINA (jurnalislam.com) – Menteri Keamanan Publik zionis Israel Yitzhak Aharonovich, pada hari Senin (13/10/2014) mengeluarkan ancaman akan menutup kompleks Masjid Al-Aqsa untuk kaum Muslim menyusul bentrokan antara polisi zionis Israel dan Muslim. Ancaman tersebut merupakan yang pertama yang dibuat oleh pejabat tinggi Israel sejak Israel menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967.

Aharonovich yang dikutip oleh radio Israel mengatakan bahwa ia tidak akan ragu untuk menutup al-Aqsa untuk kaum Muslim akibat "insiden" yang terjadi baru-baru ini, mengingat bahwa al-Aqsa juga telah ditutup untuk pengunjung Yahudi pada hari Minggu.

Tapi, ia menambahkan, hal itu terserah kepada polisi Yerusalem yang berwenang mengambil keputusan seperti itu.

Sebelumnya pada hari Senin, Wakil Ketua Knesset Moshe Feiglin – di bawah perlindungan ketat polisi zionis Israel – telah memaksa masuk ke kompleks Al-Aqsa.

Intrusi itu terjadi di tengah bentrokan antara pemuda Muslim dan polisi Israel. Polisi zionis Israel menyerbu tempat suci di pagi dini hari dan mencoba secara paksa mengusir jamaah Palestina dari daerah itu, kata saksi mata.

Bentrokan tersebut terjadi hanya satu hari setelah Feiglin menyerukan untuk menyerbu Kompleks Masjid Al-Aqsa pada hari Senin saat perayaan Sukkot, yaitu festival ziarah zionis Yahudi selama seminggu yang dimulai Rabu lalu.

Dalam pernyataan yang dimuat di situsnya, Feiglin menyerukan orang-orang Yahudi untuk berkumpul di luar kompleks masjid pada hari Senin pukul 06:30 sebelum menyerbu al-Aqsa.

Undangan tersebut juga meminta kelompok Palestina untuk memanggil umat Islam berbondong-bondong ke kompleks mesjid al-Aqsa.

Jordan akan mengambil tindakan tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap tempat suci di Yerusalem, kata seorang menteri kabinet Yordania, pada hari Senin.

"Jordan akan mengambil langkah-langkah politik dan hukum yang diperlukan bagi Israel sesuai perjanjian damai 1994 antara Jordan dan Israel," kata Menteri Informasi Mohamed al-Momani, yang juga menjabat sebagai juru bicara pemerintah, kepada Anadolu Agency.

Dia mengatakan ekstremis yahudi bisa memicu perang agama di Timur Tengah. Dan ia mengecam pelanggaran Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.

Al-Momani menggambarkan pelanggaran dan serangan ini sebagai "agresi terang-terangan" terhadap negaranya dan "pelanggaran" norma-norma internasional.

Al-Momani yang dikutip kemudian oleh kantor berita Petra, milik pemerintah, juga mengecam pemukulan dan penahanan Muslim oleh pasukan Israel di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa.

Dia juga mengecam pemerintah Israel yang menduduki halaman dan atap masjid pada Senin pagi, dan juga mengutuk mereka karena sering menggunakan kekuatan "brutal" untuk mengusir jamaah Muslim dari kompleks masjid.

Dalam beberapa bulan terakhir, kelompok ekstremis pemukim zionisYahudi – yang biasanya disertai dengan pasukan penjajah Israel – telah berulang kali memaksa masuk ke tempat suci.

Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan situs paling suci ketiga di dunia. Zionis Yahudi, menganggap daerah tersebut sebagai "Temple Mount," dan mengklaim wilayah itu adalah tempat dua candi Yahudi terkemuka di zaman kuno.

Pada September 2000, kunjungan ke lokasi oleh politisi Israel yang kontroversial Ariel Sharon memicu apa yang kemudian dikenal sebagai " Intifada Kedua," yaitu pemberontakan rakyat melawan penjajahan Israel di mana ribuan warga Palestina gugur . [ded412/ News Desk]

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.