WHO: Pandemi Belum Usai

WHO: Pandemi Belum Usai

INTERNASIONAL(Jurnalislam.com)– Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri Pertemuan Menteri Kesehatan G-20 (the 1st G20 Health Ministers Meeting) di Yogyakarta pada Senin (21/6). Dalam pertemuan itu, Tedros mengingatkan semua pihak agar tak menganggap pandemi Covid-19 telah selesai.

Tedros mengingatkan, meski kasus dan kematian karena Covid-19 telah menurun, masih terdapat 40 persen populasi dunia yang belum divaksin. Ia membenarkan, jumlah kasus dan angka kematian Covid-19 memang telah menurun 90 persen dibandingkan dengan jumlah kasus pada awal 2022.

Banyak negara pun telah melonggarkan aturan yang menyebabkan kehidupan terlihat normal seperti saat sebelum pandemi. “Tentu saja ini perkembangan baik. Namun, persepsi bahwa pandemi telah berakhir bisa menyesatkan,” kata Tedros, kemarin.

Tedros memaparkan, berdasarkan data terbaru, penularan di sejumlah negara, termasuk di negara-negara G-20, mengalami peningkatan. Hal yang memprihatinkan adalah sekitar 40 persen populasi dunia belum menjalani vaksinasi Covid-19. “(Sehingga) risiko atas adanya varian baru dan bahayanya masih nyata,” kata Tedros.

Pria asal Etiopia itu pun mengingatkan bahwa rendahnya tingkat tes Covid-19 dapat membutakan perhatian terhadap evolusi virus tersebut. Menurut dia, situasi pandemi saat ini belum sepenuhnya bisa diambil hikmahnya. “Lingkaran rasa panik dan tak acuh pun akan terulang,” katanya.

Atas kondisi itu, WHO telah mengajukan suatu skema untuk merespons situasi kedaruratan global. Salah satu rekomendasinya berupa pembentukan dana perantara keuangan atau financial intermediary fund (FIF).

“WHO dan Bank Dunia memperkirakan perlu 31 miliar dolar AS setiap tahun untuk menguatkan sistem keamanan kesehatan global. Dua pertiganya dari sumber daya yang sudah ada, tetapi masih ada kekurangan sebesar 10 miliar dolar AS,” tuturnya.

WHO, kata Tedros, telah bekerja sama dengan Bank Dunia dan negara-negara G-20 untuk mewujudkan FIF. Pembiayaan itu akan bersifat inklusif dan dapat diakses semua negara.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.