Wapres Minta NU Jaga Indonesia dari Paham dan Aliran Menyimpang

Wapres Minta NU Jaga Indonesia dari Paham dan Aliran Menyimpang

JAKARTA—Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengingatkan warga Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjaga Indonesia dari pemahaman-pemahaman yang menyimpang dan tidak moderat.

Wapres mengatakan, sebagai organisasi yang lahir dalam semangat menentang penjajahan, NU memiliki tanggung jawab dalan mengawal keagamaan dan kebangsaan.

Karena itu, Ma’ruf meminta agar NU terus menyebarkan pemahaman agama yang moderat sebagaimana cita-cita NU.

“Tugas kalian sekarang, ke depan adalah menjaga negara ini dari pemahaman-pemahaman yang tidak sesuai yang diinginkan oleh NU, (keinginan NU) yaitu berkembangnya ajaran agama terutama ajaran Islam yang moderat, moderasi dalam beragama,” ujar Ma’ruf saat menghadiri acara Maulid dan Tasyakur Hari Lahir IPNU Ke-66 di GOR Soemantri Brojonegoro, Jakarta, Ahad (23/2) malam.

Ma’ruf menerangkan, dalam mewujudkan moderasi beragama, tidak boleh membiarkan berkembangnya cara berpikir maupun sikap yang intoleran. Sebab, sikap intoleran adalah bibit lahirnya radikalisme yang kemudian berubah menjadi terorisme.

Sebaliknya, narasi yang dibangun antara sesama adalah semangat toleran dan teologi kerukunan. “Karena itu maka kita harus mengembangkan cara berpikir yang toleran, jangan sampai berkembang narasi yang intoleran, narasi kebencian, narasi konflik dalam menyampaikan,” ujar Ma’ruf.

Tak hanya itu, Ma’ruf mengingatkan pentingnya membuang sifat ego kelompok. Sebab, moderasi beragama tidak mengenal ego kelompok, yang biasanya merasa kelompoknya paling benar di antara lain.

“Karena itu cara berpikir seperti ini yang harus kita kawal, kita jaga, agar Indonesia tetap dalam keadaan yang rukun, yang damai, yang sejuk dan ini bermula dari cara memberikan penafsiran keagamaan yang tidak intoleran,” ujar Ma’ruf.

Wapres menjelaskan, ajaran yang dibawa NU selama ini adalah Islam yang moderat, tidak tekstual namun juga tidak liberal dan radikal. Selain itu, Islam moderat yang diajarkan NU tidak statis, artinya terus bergerak (dinamis) menyesuaikan perkembangan zaman.

“Karena itu NU terus melakukan aktualisasi. Walaupun dinamis tetapi tidak liberal. Karena NU ber-manhaj, ada metodologi yang digunakan dalam cara berpikirnya,” kata Ma’ruf.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.