Wali Kota Solo Diminta Turunkan Atribut Etnis Tertentu di Ruang Publik

Wali Kota Solo Diminta Turunkan Atribut Etnis Tertentu di Ruang Publik

SOLO (Jurnalislam.com)- Banyaknya lampion dan simbol perayaan tahun baru Cina atau Imlek yang terpasang di sekitar Balaikota Surakarta mendapat sorotan dari berbagai pihak.

Ketua Solo Madani Jaya Indonesia (SMIJ) Yusuf Suparno menilai adanya lampion Imlek yang terpasang di halaman Balaikota Solo justru melambangkan simbol etnis tertentu.

“Mendukung program keberagaman, Bhineka Tunggal Ika di tengah-tengah masyarakat. Sehingga wilayah publik yang menjadi aset pemerintahan seperti Balaikota, Kantor Bupati, Kecamatan dan Kelurahan selayaknya menjadi tempat aman dan nyaman bagi publik lintas etnis, budaya dan agama. Tidak terkooptasi oleh budaya, etnis dan agama tertentu,” katanya.

“Memohon dengan hormat kepada Walikota Solo untuk membersihkan atribut-atribut etnis, budaya atau agama tertentu di wilayah kantor pemerintah (Balaikota) demi menjaga kenyamanan dan ketenangan semuanya masyarakat yang multi SARA dan martabat rumah rakyat,” imbuhnya.

Yusuf berharap Walikota Surakarta Gibran untuk bisa bersikap adil dalam menyikapi permasalahan tersebut agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial di kemudian hari.

“Jika poin diatas tidak bisa dilaksanakan dan Macan air imlek tidak bisa digeser di luar wilayah Balaikota. Maka demi pelayanan yang adil pemerintah kepada masyarakat. Pada saat menyambut tahun baru jawa (Saka), tahun baru Masehi, tahun baru Muharam juga diperkenankan memanfaatkan lokasi wilayah
Balaikota dan sekitarnya,” pungkasnya.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.