YAMAN (Jurnalislam.com) – Uni Emirat Arab mengatakan “perang berakhir” untuk pasukannya di Yaman, meskipun mungkin terus berjaga-jaga di sana untuk “operasi counterextremism.”
Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, putra mahkota Abu Dhabi dan panglima tertinggi angkatan bersenjata UAE, mengumumkan di akun resmi Twitter-nya pada akhir Rabu, World Bulletin melaporkan, Kamis (16/06/2016).
Dia mengutip Anwar Gargash, menteri muda UEA untuk urusan luar negeri, yang mengatakan dalam pidatonya, “perang berakhir untuk pasukan kami.”
Versi bahasa Arab dari komentarnya itu sedikit berbeda dari versi bahasa Inggris, yang mengatakan bahwa, “perang secara praktis telah selesai”.
Pernyataan itu membuka kemungkinan bahwa pasukan Emirat akan tetap berada di negara Semenanjung Arab tersebut , di mana mereka beroperasi di provinsi selatan Hadramaut dan kota pelabuhan Aden.
Juru bicara koalisi Arab pimpinan Arab Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Dalam sambutannya, Gargash membela keputusan UEA untuk berperang di Yaman, mengatakan bahwa semua cara-cara politik telah habis dalam krisis dan bahwa “gangguan” dan dukungan Iran untuk pemberontak Syiah Houthi memerlukan tindakan tegas.
“Peran militer telah berakhir,” Riad Kahwaji, kata seorang analis militer.
“Sekarang konflik Yaman telah diselesaikan melalui cara-cara politik. Operation Decisive Storm dan Operation Restoring Hope telah mencapai tujuan.”
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam