STRASBOURG (Jurnalislam.com) – Mosi Turki di Majelis Parlemen Dewan Eropa (the Parliamentary Assembly of the Council of Europe-PACE) untuk mengadakan sesi darurat mengenai krisis Rohingya di Myanmar ditolak pada hari Senin (9/10/2017), lansir Anadolu Agency.
Pejabat presiden Roger Gale mengatakan dalam sebuah sesi pembukaan di Strasbourg bahwa tawaran delegasi Turki ditolak oleh Biro Majelis.
Turki ingin membahas tindakan brutal pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya. Sebaliknya, PACE setuju untuk mengadakan pertemuan di referendum Catalonia dan undang-undang pendidikan baru di Ukraina.
Sejak 25 Agustus, ketika militer Budha Myanmar melancarkan pembantaian terhadap warga Muslim Rohingya, 515.000 Rohingya telah menyeberang dari negara bagian Myanmar di Rakhine ke Bangladesh, menurut PBB.
Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hasan Mahmood Ali, sekitar 3.000 orang Muslim Rohingya tewas dalam tindakan brutal tersebut.
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai kelompok etnis yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat sejak ribuan orang terbunuh dalam kekerasan komunal sejak tahun 2012.
Oktober tahun lalu, setelah serangan balasan terhadap pos-pos perbatasan di distrik Maungdaw, militer Budha Myanmar melancarkan tindakan brutal selama lima bulan di mana, menurut kelompok Rohingya, sedikitnya 400 orang terbunuh.