GAZA (jurnalislam.com)– Serangan brutal kembali menghantam warga sipil Palestina di Jalur Gaza. Sedikitnya 338 warga sipil tewas ketika pasukan Israel menyerang titik distribusi bantuan kemanusiaan di wilayah yang terkepung itu, menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina.
Dalam insiden terbaru yang terjadi pada Senin dini hari (16/6/2025), sedikitnya 20 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya luka-luka, saat mereka mengantre bantuan makanan dan air bersih, yang kini menjadi barang langka akibat blokade ketat Israel.
Wilayah Gaza kini mengalami krisis kelaparan yang semakin dalam. Bantuan kemanusiaan pun hanya disalurkan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), sebuah lembaga kontroversial yang dikelola Amerika Serikat dan didukung Israel.
Namun, penembakan terhadap warga yang sedang mengantre bantuan oleh pasukan Israel dan tentara bayaran yang disebut berpihak pada GHF kini menjadi pemandangan sehari-hari.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat bahwa 50 korban luka berada dalam kondisi kritis, dan menyebutkan bahwa setidaknya 2.831 orang terluka dan 9 orang lainnya masih hilang di titik distribusi bantuan.
“Kami menyerukan mekanisme alternatif dalam distribusi bantuan tanpa membahayakan nyawa warga sipil yang kelaparan,” demikian pernyataan resmi dari kementerian.
Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA (badan PBB untuk pengungsi Palestina), mengkritik keras sistem distribusi bantuan yang dibentuk oleh AS dan Israel. Ia menyebut sistem tersebut sebagai “sistem distribusi yang mematikan.”
Menurutnya, pembatasan distribusi bantuan oleh lembaga-lembaga kemanusiaan terpercaya seperti UNRWA masih terus berlanjut, meskipun banyak bantuan telah siap didistribusikan ke Gaza. Kekurangan bahan bakar pun melumpuhkan layanan penting seperti rumah sakit dan transportasi darurat.
“Pembunuhan dan perang hanya akan melahirkan lebih banyak perang. Warga sipil akan selalu menjadi korban pertama dan paling menderita,” kata Lazzarini.
Serangan Israel juga menargetkan infrastruktur komunikasi. Pada Kamis (13/6) lalu, Israel memutus seluruh layanan internet dan telekomunikasi di Gaza dengan menghancurkan jalur serat optik utama terakhir yang tersisa.
Kantor Media Pemerintah Palestina menyebut pemutusan itu sebagai “kejahatan yang disengaja untuk mengisolasi Gaza dari dunia luar dan menutupi kebenaran.”
Wilayah utara, tengah, dan selatan Gaza kini mengalami pemadaman komunikasi total, membuat upaya pertolongan medis dan distribusi bantuan menjadi nyaris mustahil.
Hingga kini, total korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza telah mencapai 55.432 jiwa, dengan 128.923 orang luka-luka, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. (Bahry)
Sumber: MEE