Tragedi Distribusi Bantuan, 32 Warga Palestina Tewas Ditembak Tank Israel saat Antre Makanan di Gaza

Tragedi Distribusi Bantuan, 32 Warga Palestina Tewas Ditembak Tank Israel saat Antre Makanan di Gaza

GAZA (jurnalislam.com)โ€“ Sedikitnya 32 warga Palestina tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka setelah pasukan Israel menembaki dua lokasi distribusi bantuan makanan di Jalur Gaza pada Ahad pagi (1/6/2025). Serangan itu terjadi saat ribuan warga sipil berkumpul untuk mendapatkan bantuan pangan, di tengah krisis kemanusiaan yang terus memburuk.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, tank-tank Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga di kota Rafah, Gaza selatan, yang menewaskan sedikitnya 31 orang. Beberapa saat kemudian, satu orang lagi dilaporkan tewas dalam serangan serupa di selatan Koridor Netzarim, Kota Gaza.

Bantuan yang dibagikan di dua titik tersebut disalurkan oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah organisasi bantuan kontroversial yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat. Proyek distribusi bantuan ini baru memasuki minggu pertamanya, namun telah diwarnai kekacauan dan kekerasan.

PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan internasional telah menolak bekerja sama dengan GHF, menilai lembaga ini tidak netral dan hanya menjadi alat untuk mencapai kepentingan militer Israel.

โ€œDistribusi bantuan telah menjadi perangkap maut,โ€ kata Philippe Lazzarini, Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), dalam sebuah pernyataan.

๐—ฆ๐—ฎ๐—ธ๐˜€๐—ถ ๐— ๐—ฎ๐˜๐—ฎ: “๐—ž๐—ฎ๐—บ๐—ถ ๐—›๐—ฎ๐—ป๐˜†๐—ฎ ๐—œ๐—ป๐—ด๐—ถ๐—ป ๐— ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐—ป ๐˜‚๐—ป๐˜๐˜‚๐—ธ ๐—”๐—ป๐—ฎ๐—ธ ๐—ž๐—ฎ๐—บ๐—ถ”

Seorang saksi mata, Ibrahim Abu Saoud (40), menyampaikan kepada Associated Press bahwa tentara Israel menembaki kerumunan warga yang sedang bergerak ke titik distribusi di Rafah. Ia menyebut tembakan terjadi dari jarak sekitar 300 meter.

โ€œKami tidak bisa menolong para korban. Banyak yang tertembak, termasuk seorang pemuda yang langsung tewas di tempat,โ€ ujarnya.

Jurnalis Al Jazeera, Hind Khoudary, yang melaporkan dari Deir el-Balah, Gaza tengah, mengatakan bahwa para korban adalah warga sipil yang hanya ingin mendapatkan satu paket makanan demi anak-anak mereka.

โ€œWarga tahu titik distribusi ini kontroversial, tapi mereka tidak punya pilihan lain,โ€ ungkapnya.

Menurut Khoudary, isi bantuan yang dibagikan pun sangat minim dan tidak bergizi.

โ€œSatu kilo tepung, beberapa kantong pasta, dan kaleng kacang itu tidak cukup untuk satu keluarga di Gaza,โ€ tegasnya.

Kantor Media Pemerintah Gaza menyebut titik distribusi bantuan dari GHF sebagai “jebakan kematian massal” dan menuduh Israel serta Amerika Serikat menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat perang.

โ€œIni adalah pemerasan sistematis terhadap warga sipil yang kelaparan dan mengumpulkan mereka di titik pembunuhan terbuka yang dikelola dan diawasi oleh tentara pendudukan,โ€ bunyi pernyataan resmi mereka.

Hamas, otoritas penguasa di Gaza, menyebut serangan ini sebagai bukti niat jahat yang direncanakan sebelumnya dan menyalahkan Israel dan AS atas tragedi tersebut. Sementara itu, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) menyatakan bahwa tindakan tersebut adalah โ€œkejahatan perang penuhโ€ dan menyerukan intervensi internasional segera.

๐—•๐—ฎ๐—ป๐˜๐˜‚๐—ฎ๐—ป ๐— ๐—ถ๐—ป๐—ถ๐—บ, ๐—•๐—น๐—ผ๐—ธ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฒ ๐—•๐—ฒ๐—น๐˜‚๐—บ ๐—ฆ๐—ฒ๐—ฝ๐—ฒ๐—ป๐˜‚๐—ต๐—ป๐˜†๐—ฎ ๐——๐—ถ๐—ฐ๐—ฎ๐—ฏ๐˜‚๐˜

Operasi distribusi bantuan oleh GHF menggantikan sekitar 400 titik distribusi sebelumnya dengan hanya empat lokasi utama, memicu kerumunan besar dan memperparah risiko keamanan. Lembaga Bantuan Medis Palestina menyatakan mekanisme ini tidak ramah bagi kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas.

Peristiwa tragis hari Ahad ini menambah daftar serangan mematikan selama seminggu terakhir, menyusul dua penembakan sebelumnya di titik distribusi yang berbeda di selatan Gaza, yang menewaskan sembilan warga Palestina.

Saat ini, bantuan kemanusiaan baru mulai masuk ke Gaza setelah Israel mencabut sebagian blokade yang diberlakukan selama lebih dari dua bulan. Namun, dengan lebih dari dua juta penduduk berada di ambang kelaparan, krisis kemanusiaan masih jauh dari usai. (Bahry)

Sumber: Al Jazeera

Bagikan