Tetesan Kecil, Dampak Besar! Banyak Orang Salah dalam Hal Ini

Tetesan Kecil, Dampak Besar! Banyak Orang Salah dalam Hal Ini

Oleh: Muhammad Faiz Dhiya El Haq Mahasiswa di Daar Ibnu Hajar, Tarim, Hadramaut

Menjaga kebersihan dan kesucian merupakan bagian yang sangat penting dalam ajaran Islam, terutama terkait ibadah seperti wudhu dan shalat. Salah satu adab yang sering terlupakan namun memiliki kedudukan penting adalah istibro’, yaitu proses memastikan bahwa sisa urine telah keluar seluruhnya setelah buang air kecil.

Istibro’ membantu mencegah keluarnya tetesan susulan yang dapat membatalkan wudhu atau menajiskan pakaian.

Dalam fikih, istibro’ menjadi perhatian karena urine termasuk najis yang dapat menghalangi sahnya ibadah bila tidak dibersihkan dengan benar. Maka, memahami dan menerapkan istibro’ adalah bagian dari kehati-hatian seorang muslim dalam menjaga kesucian diri.

Apa Itu Istibro’?

Secara bahasa, istibro’ berarti “membersihkan” atau “membebaskan diri dari sesuatu.” Dalam konteks bersuci, istibro’ adalah proses untuk memastikan sisa air kencing telah keluar sepenuhnya sebelum melakukan istinja’ (mencuci kemaluan).

Tujuan utamanya adalah menghindari sisa tetesan susulan yang dapat menyebabkan:
batalnya wudhu, najis pada pakaian, tidak sahnya salat bila tidak dibersihkan.

Karena itulah, istibro’ menjadi bagian penting dari adab bersuci yang diajarkan oleh ulama.

Dalil dan Penjelasan Ulama

Beberapa ulama fikih memberikan perhatian khusus terhadap istibro’.

Imam Ar-Ramli dalam kitab Ghoyatul Bayan menjelaskan cara-cara istibro’ yang dapat membantu memastikan urine keluar seluruhnya. Ibnu Shobbag juga memberikan rincian tentang cara mengurut kemaluan untuk laki-laki dan perempuan agar proses istibro’ sempurna.

Ulama Syafi’iyah menegaskan bahwa keluarnya tetesan susulan setelah wudu dapat membatalkan wudhu, sehingga kehati-hatian melalui istibro’ sangat dianjurkan.

Tata Cara Lengkap Istibro’ (Menurut Imam Ar-Ramli Ghoyatul Bayan, hlm. 264)

Ada dua cara utama yang disebutkan oleh Imam Ar-Ramli, dan beberapa cara tambahan yang bisa membantu tuntasnya air kencing.

1. Berdeham atau Batuk
Cara pertama adalah berdeham atau batuk ringan setelah buang air kecil.
Tujuannya adalah memberikan tekanan alami pada badan sehingga sisa urine terdorong keluar.

2. Mengurut Kemaluan Tiga Kali

Untuk Laki-laki
Menggunakan jempol dan telunjuk.
Gerakan dilakukan dari bagian pangkal hingga ujung kemaluan. Ulangi sebanyak tiga kali.

Untuk Perempuan
Cukup mengurut bagian atas kemaluan secara lembut. Tidak perlu melakukan cara seperti laki-laki karena anatomi yang berbeda.

Ibnu Shobbag menegaskan bahwa cara ini dapat membantu memastikan tidak ada urine tersisa.

Cara Tambahan untuk Memastikan Tuntas

Selain dua cara utama di atas, seseorang boleh menambahkan cara lain selama tidak menimbulkan bahaya dan dapat membantu mengeluarkan sisa urine, seperti:

Berjalan ringan beberapa langkah
Mengurut perut bagian bawah

Menggoyangkan badan dengan lembut

Menjelang sedikit waktu sebelum berwudhu

Ulama menyebutkan bahwa semua ini boleh dilakukan selama bertujuan untuk menyempurnakan istibro’.

Kapan Istibro’ Dianggap Selesai?

Istibro’ dianggap selesai ketika seseorang telah merasa yakin (zhan ghalib) bahwa tidak ada lagi sisa urine yang akan keluar.

Setelah yakin, barulah melakukan istinja’, yaitu mencuci kemaluan dengan air, setelah itu baru melakukan wudhu.

Keyakinan ini penting agar tidak dihantui was-was berlebihan, tetapi tetap berhati-hati sesuai anjuran syariat.

Konsekuensi jika Istibro’ tidak dikerjakan dengan benar

Jika seseorang tidak melakukan istibro’ dengan baik lalu setelah berwudhu muncul tetesan kecil air kencing, maka:

1. Wudhunya batal
Karena keluar sesuatu dari qubul (kemaluan).

2. Pakaian atau tubuh yang terkena urine menjadi najis
Dan wajib dibersihkan sebelum salat.

3. Salat tidak sah bila najis tidak dibersihkan
Karena salah satu syarat sah salat adalah suci dari hadas dan najis.

Menghindari Was-Was Berlebihan

Meskipun istibro’ dianjurkan, syariat juga mengingatkan untuk tidak berlebihan hingga menimbulkan was-was (waswasah). Istibro’ cukup dilakukan sampai timbul keyakinan wajar bahwa urine sudah tuntas.

Bila seseorang terlalu lama atau berulang-ulang melakukannya hingga mengganggu, ini termasuk was-was yang tidak dianjurkan.

Kesimpulan

Istibro’ adalah adab bersuci yang penting dalam Islam. Dengan melakukan istibro’ maka wudhu menjadi lebih terjaga, pakaian tetap bersih, shalat lebih tenang dan khusyuk, serta menghindari najis dan hadas yang bisa membatalkan ibadah.

Bagikan