Teladani Akhlak Nabi Muhamamad Kunci SDM Unggul

Teladani Akhlak Nabi Muhamamad Kunci SDM Unggul

JAKARTA(Jurnalislam.com)– Keteladanan Nabi Muhammad SAW dapat menjadi inspirasi bagi umat manusia dan pedoman bagi institusi pendidikan dalam pembentukan karakter generasi muda di tengah berbagai tantangan yang dihadapi termasuk ancaman dekadensi moral dan kemerosatan mental saat ini.

Dengan meneladani akhlak Rasulullah SAW, institusi pendidikan termasuk Pesantren Syeikh Nawawi, diharapkan dapat menjadi Kawah Candradimuka dalam menyiapkan para santri menjadi SDM unggul, yang dapat terus melakukan upaya perbaikan baik dalam hal keagamaan maupun kemasyarakatan.

“Oleh karena itu kita harus memunculkan, menyiapkan sumber daya manusia untuk Islah Hasanah, li islahil ummah, diiniyyatan wajtima’iyyatan, perlu pelanjut (penerus) dan perlu sumber daya manusia yang akan menanggung [perbaikan]. Oleh karena itu saya ingin Pesantren Syeikh Nawawi ini menjadi “Kawah Candradimuka”,” ujar Wakil Presiden Ma’ruf Amin ketika menghadiri Peringatan Mauli Nabi Muhammad 1444 H, di Pesantren Syeikh Nawawi, Tanara Banten, Minggu (16/10/2022)

Dalam acara yang diinisiasi oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Fiqih (STIF) Syeikh Nawawi tersebut, Wapres menyampaikan, Rasulullah memiliki perangai dan akhlak yang memang pantas dijadikan teladan bagi seluruh umat manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Ahzab ayat 21 yang menyebutkan bahwa “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah”.

Lebih jauh Wapres menjelaskan, uswatun (teladan) yang dapat diimplementasikan oleh umat Islam ada dua jenis, yaitu Uswatun Islahiyyah dan Uswatun Insaniyyah.

Menurut Wapres, tuntunan utama itu adalah Uswatun Islahiyyah yaitu tuntunan perbaikan, karena tugas para nabi adalah melakukan perbaikan. Sebagaimana yang dikatakan Nabi Syuaib AS “tidak ada tujuan saya kecuali melakukan perbaikan semampu saya”.

“Islah yang dilakukan oleh para nabi itulah yang dilanjutkan para ulama. Jadi ulama adalah gerakannya, harokah islahiyyah. Dan itu juga yang harus dilalukan oleh para pewarisnya, para penerusnya ilaa yaumil qiyamah (sampai hari kiamat).

Perbaikan di sini, lanjut Wapres, dapat dilakukan baik untuk masalah-masalah keagamaan atau kemasyarakatan seperti sosial, ekonomi, dan budaya.

“Supaya berada di jalur yang benar, supaya selalu berada dalam bimbingan dan tuntunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” tegas Wapres.

Sementara terkait Uswatun Insaniyyah, Wapres memaknai, memberikan teladan dengan mendahulukan hak-hak manusia, yakni bersikap baik sesama manusia, dengan tidak menzholimi dan tidak berbuat semena-mena.

 

 

Bagikan