AFGANISTAN(Jurnalislamcom)–Seorang pejabat Afghanistan mengatakan pada hari Kamis (15/07/2021) bahwa gencatan senjata telah dinegosiasikan dengan para pemimpin Taliban setempat di provinsi barat Afghanistan yang telah diserang oleh gerilyawan dalam operasi sapu bersih di pedesaan.
Gubernur Badghis, Hesamuddin Shams mengatakan tidak ada tenggat waktu yang ditetapkan untuk gencatan senjata tersebut. Kesepakatan gencatan senjata ini terjadi setelah Taliban pekan lalu menyerbu ibu kota provinsi Qala-i-Naw, serangan besar pertama mereka sejak pasukan asing pimpinan AS menarik tentara terakhir mereka dari Afghanistan pada awal Mei.
“Gencatan senjata antara pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban dimulai sekitar pukul 10.00 hari ini. Gencatan senjata itu ditengahi oleh para tetua suku,” kata Shams kepada AFP.
Setelah menguasai seluruh provinsi, gerilyawan Taliban menyerbu Qala-i-Naw, dimana pasukan Afghanistan dan pejuang Taliban terlibat dalam pertempuran jalanan.
Pasukan Afghanistan, yang telah menghadapi krisis di negara itu, kemudian mengatakan bahwa mereka telah mengusir gerilyawan keluar dari kota.
Taliban telah merebut sejumlah distrik di pedesaan, serta penyeberangan perbatasan utama dengan negara-negara tetangga, hal tersebut menghambat pendapatan yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah Kabul, sementara Taliban memperoleh pundi-pundi pendapatan mereka sendiri.
Sebagaimana diketahui Pada hari Rabu, Taliban telah berhasil merebut penyeberangan perbatasan Spin Boldak di sepanjang perbatasan dengan Pakistan.
‘Situasinya akan semakin buruk’
Islamabad pada hari Kamis mengumumkan telah mengundang sejumlah “Pejabat Afghanistan” ke konferensi perdamaian selama akhir pekan ini, tetapi asisten presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan kepada media lokal bahwa pemerintahnya telah meminta untuk ditunda, disaat yang sama para politisi negara sudah menuju ke Qatar.
Menurut keterangan penduduk setempat, setelah merebut kota perbatasan Spin Boldak, sejumlah pejuang Taliban menggeledah rumah dan menyita kendaraan pejabat pemerintah yang sudah melarikan diri.
“Pasar ditutup dan para pedagang takut situasinya akan berubah menjadi buruk,” kata Mohammad Rasoul, seorang pedagang di Spin Boldak, kepada AFP melalui telepon.
“Mereka takut dagangan mereka akan dijarah. Ada puluhan oportunis yang menunggu untuk menjarah,” katanya.
Nader Nadery, juru bicara tim negosiasi pemerintah di Doha mengatakan pembicaraan damai dengan Taliban telah terhenti selama berbulan-bulan, kini Taliban menawarkan gencatan senjata tiga bulan dengan imbalan pembebasan ribuan tahanan.
Namun, lebih lanjut Nader mengatakan bahwa tidak ada proposal resmi yang dibuat oleh Taliban terkait hal tersebut.
Pembicaraan damai yang diluncurkan di Qatar tahun lalu sejauh ini gagal mencapai penyelesaian politik apa pun, dan serangan Taliban terbaru menunjukkan para gerilyawan sekarang bersiap untuk memperoleh kemenangan secara militer.(Bahri)
Sumber: The New Arab