Sosok Ustaz Prawoto di Mata Sahabat

Sosok Ustaz Prawoto di Mata Sahabat

GARUT (Jurnalislam.com) – Ustadz Rahmat Prawoto telah berpulang. Komandan Brigade Persatuan Islam (Persis) Kota Bandung itu wafat akibat penganiayaan yang dilakukan seorang preman bernama AM di kampungnya Kampung Blok Sawah, Cigondewah Kidul, Bandung pada Kamis (1/2/2018).

Ustadz Prawoto adalah sahabat dekat sejarawan Dr. Tiar Anwar Bachtiar sejak mereka satu asrama di Pondok Pesantren Persis 19 Garut pada tahun 1991. Kala itu Dr. Tiar kelas 1 Tsanawiyah sedangkan Ustadz Prawoto sudah duduk di bangku kelas 1 Aliyah.

“Saya masuk tahun 1991 kelas 1 tsanawiyah beliau itu kelas 1 Aliyah jadi beda dengan saya tiga tahun lah. Tapi satu asrama, satu kamar. Saya juga dilatih beladiri sama beliau,” kenang Dr. Tiar saat diwawancarai Jurnalislam.com di Garut pada Jumat (2/2/2018).

Dr. Tiar Anwar Bachtiar (sahabat Ustadz Prawoto)

Selama di pondok, Ustadz Prawoto memang dikenal sebagai seorang ahli beladiri. Tak heran jika pihak pesantren mengangkatnya sebagi pimpinan keamanan santri. Keahlian itu pula yang membuatnya dipercaya sebagai komandan Brigade Persis.

“Beliau memang sejak lama menjadi ahli beladiri di pesantren, setelah itu mengabdi di Persis menjadi Komandan Brigade Persis. Beliau inilah yang paling depan mengatur pengamanan, kalau ada kegiatan-kegiatan besar di organisasi,” kata pembina komunitas Jejak Islam untuk Bangsa (JIB) ini.

“Kalau dulu waktu di pesantren belia ini suka jadi bagian keamanan, beliau ini yang menjaga ketertiban pesantren,” ujar Dr. Tiar.

Di mata Dr. Tiar, Ustadz Prawoto adalah sosok yang baik dan selalu menjaga muru’ah (perangai yang baik). Bekal pengalaman hidup sejak di pondok hingga di organisasi membuatnya yakin dengan penilaian tersebut.

“Saya melihatnya sejak lama memang beliau ini orang baik, kalau dari keseharian dia merokok pun tidak. Sampai keluar, beliau ini orang yang selalu menjaga muruahnya, yang menjaga dirinya,” jelas mantan Ketua Umum PP Pemuda Persis ini.

Kini Sang Komandan telah kembali ke haribaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sosoknya akan selalu menjadi panutan terlebih bagi rekan-rekannya di Persatuan Islam.

“Kita sangat kehilangan sosok beliau. Beliau ini sosok yang sangat baik, dan kita mengenalnya orang yang sangat peduli kepada organisasi, orang yang tegas dan disiplin,” tutup Dr. Tiar.

Bagikan