YAMAN (Jurnalislam.com) – Sejak ibukota Yaman Sana'a di kuasai oleh pemberontak Houthi pada akhir September, Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) telah meningkatkan serangan mereka di seluruh negeri, sudah 149 serangan di 14 provinsi. Serangan-serangan ini telah menargetkan musuh lokal AQAP, yaitu pemerintah Yaman dan militer, dan melakukan serangan lebih sering pada pemberontak Syiah Houthi. Pada saat yang sama, mujahidin AQAP juga berhasil melakukan beberapa serangan terhadap kepentingan Amerika, termasuk Kedutaan Besar AS di Sana'a dan Duta Besar AS untuk Yaman.
Beberapa hari setelah pemberontak Houthi menduduki Sana'a pada 21 September atas bantuan militer pemerintah Yaman, AQAP menyebarkan pernyataan bahwa Syiah Houthi sebagai kelompok sesat yang mengancam kepentingan Sunni di Yaman, dan meminta semua kelompok Sunni untuk mengangkat senjata melawan mereka.
AQAP telah memainkan peran sebagai pelindung Sunni di Yaman dan telah melancarkan kampanye tanpa henti melawan pemberontak Syiah Houthi, yang diduga dilakukan bersama beberapa suku Sunni.
Meskipun pertempuran antara pemberontak Syiah Houthi dan mujahidin AQAP telah tersebar di hampir seluruh bagian utara dan tengah Yaman, namun provinsi Baydah telah menjadi titik fokus dari pertempuran tersebut. Bentrokan di ibukota provinsi Radaa pecah pada 15 Oktober, ketika Syiah Houthi berusaha untuk menguasai kota. Sejak itu, AQAP telah melakukan 47 serangan di Baydah, terutama di kota Radaa dan sekitarnya.
AQAP juga melakukan total 27 serangan di Sana'a, 20 di antaranya menargetkan posisi pemberontak Syiah Houthi di kota. Terutama, AQAP melakukan serangan istisyhad pada tanggal 9 Oktober di Lapangan Tahrir di ibukota terhadap para pendukung Syiah Houthi yang sedang mempersiapkan demonstrasi, diduga telah membunuh lebih dari 50 Syiah Houthi. AQAP juga menyerang lembaga-lembaga negara di provinsi ini, memborbardir bandara Sana'a dengan mortir pada 5 November sebagai pembalasan atas serangan pesawat AS di Yaman.
Sudah 21 serangan yang AQAP lakukan terhadap militer Yaman di Hadramout, terutama di jalan yang menghubungkan kota-kota Tarim dengan al Qatn di Wadi Hadramout. Sebelas lebih serangan tersebut dilakukan di Provinsi Shabwa, termasuk serangan roket di perusahaan LNG Yaman di Belhaf pada 18 Desember.
Saat berperang melawan kekuasaan negara Yaman dan pemberontak Houthi, AQAP juga berhasil melakukan tiga serangan terhadap kepentingan AS di Yaman. Pada tanggal 27 September, kurang dari seminggu setelah Syiah Houthi menduduki Sana'a, AQAP mengaku telah meluncurkan roket "Lu-tipe" di Kedutaan Besar AS di Sana'a, diduga melukai beberapa penjaga di tempat kejadian. Tepat dua bulan kemudian, pada 27 November, AQAP melakukan serangan lain di kedutaan, kali ini meledakkan dua bom rakitan (IED). Serangan IED ketiga, yang menargetkan Duta Besar AS Matthew H. Tueller saat ia meninggalkan pertemuan di kediaman Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi, gagal ketika bahan peledak yang ditanam di luar kediaman Hadi diduga ditemukan beberapa menit sebelum Tueller meninggalkan pertemuan.
Kepentingan Amerika di Yaman bukan satu-satunya target internasional serangan AQAP. Pada 3 Desember, AQAP mengklaim melakukan serangan menggunakan alat peledak kendaraan (VBIED) di kediaman duta besar Iran untuk Yaman di distrik Hadda Sana'a. AQAP menunjukkan bahwa serangan itu datang sebagai balasan atas dukungan Syiah Iran bagi Syiah Houthi. [ded412/the long war journal]