Rusia Tidak Menentang Partisipasi Muhammad Alloush di Astana, Meskipun Jaish al Islam Perangi Rezim Assad

Rusia Tidak Menentang Partisipasi Muhammad Alloush di Astana, Meskipun Jaish al Islam Perangi Rezim Assad

MOSKOW (Jurnalislam.com) – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menekankan bahwa Moskow tidak menentang partisipasi Muhammad Alloush, pemimpin sayap politik Jaish al Islam, dalam Konferensi Astana mendatang, lansir ElDorar AlShamia, Rabu (18/01/2017)

Moskow telah berulang kali menuntut klasifikasi Jaish al Islam dan Gerakan Islam Ahrar al Sham sebagai organisasi jihadis, dan telah berusaha mengklasifikasikan mereka pada daftar terorisme internasional di Dewan Keamanan PBB, meminta mereka diadili, dan menganggap semua faksi yang memerangi rezim Assad sebagai militan teroris menurutnya .

Lavrov mengatakan: “Saya pikir, partisipasi dalam pembicaraan tidak boleh hanya dibatasi bagi kelompok-kelompok tertentu yang menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 29 Desember, kelompok bersenjata lain yang ingin bergabung dengan perjanjian tersebut harus memiliki kesempatan yang sama.”

Lavrov menambahkan “Jaish al-Islam terlibat dalam perjanjian ini (gencatan senjata dan negosiasi), dan tidak peduli bagaimana posisi Jaish al-Islam bagi negara-negara lain nantinya, mereka tidak tercantum dalam daftar PBB organisasi teroris.”

Menteri luar negeri Rusia tersebut juga menyatakan dukungan untuk Jaish al Islam yang tidak diklasifikasikan sebagai organisasi teroris, “karena kesiapannya bersama dengan faksi oposisi bersenjata Suriah lainnya untuk menandatangani kesepakatan demi memulai negosiasi dengan pemerintah Assad.”

Dalam konteks terkait, Lavrov menekankan bahwa perwakilan dari pemerintah baru AS yang dipimpin oleh Donald Trump mungkin bisa menghadiri perundingan di Astana yang dijadwalkan 23 Januari.

Alloush akan memimpin delegasi faksi perlawanan Suriah ke Astana dan Bashar Jaafari akan memimpin delegasi rezim Syiah Bashar Assad.

Bagikan