CRIMEA (Jurnalislam.com) – Rusia mengatakan telah mengerahkan sistem rudal jarak jauh S-400 di Crimea di tengah ketegangan yang meningkat dengan Ukraina, Aljazeera melaporkan Sabtu (13/08/2016).
Kantor berita negara Rusia TASS mengutip distrik militer selatan Moskow yang mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa pasukan di Crimea telah “menerima sistem pertahanan udara modern S-400 Triumph.”
Sistem rudal surface-to-air yang dapat mencapai target hingga 400 km dengan ketinggian hingga 30 km tersebut adalah salah satu persenjataan Rusia yang paling maju.
Militer Rusia berencana untuk mendemonstrasikan sistem tersebut selama serangkaian latihan bernama Caucasus 2016, yang dijadwalkan bulan depan.
Awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji menjamin keamanan Crimea dari dugaan bahwa pasukan militer Ukraina berencana meledakkan infrastruktur penting di semenanjung itu.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko secara tegas membantah tuduhan tersebut dengan menyebutnya “tidak masuk akal” dan menempatkan militer negaranya siaga tempur.
Pada hari Jumat Ukraina menuduh Rusia merencanakan kerusuhan lebih lanjut saat masyarakat internasional berusaha meredakan ketegangan setelah kedua belah pihak memperketat keamanan di sekitar semenanjung Krimea.
Federica Mogherini, kepala urusan luar negeri Uni Eropa, menegaskan kembali dukungan Uni Eropa untuk Ukraina, mengatakan bahwa mereka tidak mengakui “pencaplokan ilegal Crimea”, sementara mendesak kedua belah pihak untuk menghindari tindakan lanjutan yang dapat meningkatkan ketegangan.
Layanan keamanan FSB Rusia mengatakan pihaknya menggagalkan “serangan militer” di Krimea akhir pekan lalu yang dilakukan oleh intelijen militer Ukraina dan memukul mundur serangan bersenjata, klaim yang dibantah keras Kiev, Ukraina.
Kedua belah pihak merespon dengan meningkatkan keamanan di sekitar wilayah saat perseteruan atas Crimea tiba-tiba berkobar lagi, mendorong kekhawatiran konflik yang lebih luas.
Pasukan Ukraina dekat semenanjung dan sepanjang garis depanyang berhadapan dengan separatis pro-Rusia di dua daerah timur lainnya telah ditempatkan pada siaga tinggi.
Intelijen militer Ukraina mengatakan “musuh merencanakan tindakan provokatif skala besar.”
Pemerintah Ukraina juga menuduh Rusia meningkatkan pasukannya, mengisi amunisi dan membangun perangkat militer keras di timur Ukraina.
Dmitry Medvedev, Perdana Menteri Rusia, mengikuti tuduhan marah dari Presiden Vladimir Putin dengan mencap dugaan serangan Kiev di Crimea sebagai “kejahatan terhadap negara dan orang-orang Rusia.”
Dia memperingatkan bahwa Putin bisa memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina jika “tetap tidak ada cara lain untuk mempengaruhi situasi,” kabel berita Rusia melaporkan.
Rusia menduduki dan mencaplok Crimea dua tahun lalu untuk membalas Ukraina yang menjatuhkan presiden pro-Rusia mereka di tengah protes massa yang menyerukan hubungan yang lebih erat dengan Barat.
DeddY | Aljaeera | Jurnalislam