Ribuan Pejuang Akhirnya Tinggalkan Ghouta Timur

Ribuan Pejuang Akhirnya Tinggalkan Ghouta Timur

GHOUTA TIMUR (Jurnalislam.com) – Ribuan pejuang Suriah dan keluarga mereka akan dievakuasi dari Harasta, sebuah kota yang dikepung di Ghouta Timur, ke sebuah provinsi yang dikuasai oposisi di Suriah utara, media pemerintah dan kelompok oposisi mengatakan.

Perjanjian yang diperantarai Rusia itu disepakati pada hari Rabu (21/3/2018) setelah pertemuan antara delegasi rezim Suriah dan perwakilan penduduk lokal dan pejuang di Harasta yang dikuasai oposisi.

“Evakuasi untuk keluarga yang ingin pergi akan dimulai besok pukul 7 pagi (05:00 GMT),” Munther Fares, juru bicara kelompok Ahrar al-Sham, yang memegang Harasta, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Serangan Mematikan Pejuang Ghouta Targetkan Pos Militer Rezim Assad di Ibukota Suriah

“Kelompok bersenjata dan warga sipil yang memilih pergi akan mendapat jaminan Rusia.”

Addounia TV, media yang dikelola negara, mengatakan bahwa 1.500 pria bersenjata dan 6.000 anggota keluarga akan dievakuasi pada hari Kamis dalam dua kelompok ke Idlib.

Harasta adalah rumah bagi 20.000 orang.

“Keluarga yang ingin tinggal di Harasta akan diberikan jaminan oleh pemerintah Suriah dan Rusia bahwa tidak ada bahaya yang akan menimpa mereka, dan bahwa kota itu tidak akan mengalami perpindahan atau perubahan demografi,” kata Fares.

Dia menambahkan bahwa warga sipil di dalam dan di luar Harasta juga akan membentuk komite untuk menindaklanjuti urusan mereka yang tetap tinggal di kota dan para tahanan.

Seorang anggota Dewan Harasta mengkonfirmasi berita itu kepada Al Jazeera, mengatakan evakuasi termasuk kelompok bersenjata dan warga sipil, serta warga yang membutuhkan bantuan medis.

Kesepakatan evakuasi merupakan yang pertama bagi para pejuang oposisi untuk meninggalkan Ghouta Timur yang telah menderita akibat serangan udara pasukan rezim pemerintah Suriah dan jet tempur Rusia selama lebih dari satu bulan.

SOHR: 931 Warga Sipil Ghouta Tewas, MSF: Lebih dari 1.000 Terbunuh Rezim Assad

Namun, Tayyim al-Siyoufi, seorang aktivis berbasis Harasta, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa meskipun perjanjian telah dicapai, masih harus dilihat apakah evakuasi akan ditegakkan sesuai jadwal.

“Apa pun bisa terjadi,” katanya. “Kita berada dalam posisi yang lebih buruk daripada kota-kota lain di Ghouta … kita akan melihat apakah kesepakatan itu berhasil atau tidak.”

Dengan Harasta yang hanya berukuran dua kilometer persegi, al-Siyoufi mengatakan warga sipil merasakan beban serangan udara yang lebih intensif.

“Setiap hari ada 20 pesawat tempur yang melayang di atas kami, meluncurkan sekitar 200 tembakan,” katanya.

Tentara rezim Syiah Nushairiyah kini telah merebut kembali 80 persen Ghouta Timur, yang terletak di pinggiran ibukota, Damaskus, dan pernah menjadi sumber produksi roti.

Bagikan