Rencana Ikuti Jejak AS ke Yerusalem, Guatemala Dikecam Keras Yordania dan Qatar

Rencana Ikuti Jejak AS ke Yerusalem, Guatemala Dikecam Keras Yordania dan Qatar

DOHA (Jurnalislam.com) – Qatar dan Yordania pada hari Selasa (26/12/2017) mengecam keras keputusan Guatemala baru-baru ini yang ingin memindahkan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

“Keputusan Guatemala bertentangan dengan konsensus internasional yang diwujudkan oleh penolakan Majelis Tinggi PBB baru-baru ini untuk menolak pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel [oleh AS] dan seruan majelis tersebut untuk menahan diri tidak mendirikan misi diplomatik di sana,” demikian bunyi sebuah pernyataan pada hari Selasa oleh Kementerian Luar Negeri Qatar, lansir Anadolu Agency.

“Kami menganggap keputusan ini [oleh Guatemala] batal demi hukum dan tidak memiliki makna hukum,” tambahnya, melanjutkan dengan berharap bahwa Guatemala akan mempertimbangkan kembali langkah tersebut.

Turki akan Terus Perjuangkan Palestina di Forum Internasional

Jordan, sementara itu, menggambarkan keputusan Guatemala sebagai “tindakan provokatif” dan “pelanggaran resolusi internasional.”

“Kami menolak keputusan Guatemala untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem,” tweeted Menteri Luar Negeri Yordania Ayman al-Safadi Senin malam.

“Yerusalem yang diduduki Israel adalah ibu kota negara Palestina, yang pendiriannya – berdasar perbatasan pra-1967 – tetap merupakan prasyarat untuk mencapai perdamaian di wilayah ini,” tambahnya.

Pada hari Ahad, setelah melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri zionis Benjamin Netanyahu, Presiden Guatemala Jimmy Morales mengumumkan bahwa negaranya – yang mengikuti jejak Washington – akan memindahkan kedutaan Israelnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Keesokan harinya, Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam keras tindakan tersebut sebagai “tindakan kurang ajar yang tidak terhormat … kepada aliansi dan kelompok internasional dimana Guatemala merupakan anggotanya.”

Pernyataan Morales muncul sekitar tiga pekan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan keputusan nyelenehnya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel – sebuah langkah yang telah menarik kutukan dan protes dari seluruh dunia Arab dan Muslim.

Adakah Pengaruhnya 128 Negara Tolak Veto AS? Ini Kata Para Aktivis Palestina

Pekan lalu, 193 anggota Majelis Umum PBB mengadopsi sebuah resolusi yang meminta AS untuk menarik pengakuannya atas kota tersebut sebagai ibu kota Israel.

Sebanyak 128 negara anggota memilih untuk mendukung mosi tersebut, sembilan Negara menentangnya – Guatemala di antara mereka – dan 35 abstain. Dua puluh satu anggota negara tidak memberikan suara.

Tidak seperti resolusi yang diadopsi oleh 15 anggota Dewan Keamanan PBB, resolusi Majelis Umum PBB dianggap tidak mengikat.

Bagikan