Ratusan Ribu Warga Palestina Hadiri Prosesi Pemakaman Shireen Abu Akleh

Ratusan Ribu Warga Palestina Hadiri Prosesi Pemakaman Shireen Abu Akleh

PALESTINA(Jurnalislam.com)–Ratusan ribu warga Palestina berkumpul pada hari Kamis (12/5/2022) di prosesi pemakaman Shireen Abu Akleh, jurnalis Al-Jazeera yang dibunuh oleh tentara Israel, di kota Ramallah dan kampung halamannya di Beit Hanina, utara Yerusalem.

 

Abu Akleh adalah seorang jurnalis Palestina-Amerika terkemuka yang meliput sebagian besar peristiwa di wilayah Palestina selama 25 tahun terakhir.

 

Di hadapan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, jenazah Abu Akleh yang dibungkus dengan bendera Palestina, dipindahkan dalam prosesi pemakaman resmi ke markas presiden di Ramallah tengah.

 

Para pelayat memanggul jenazah Abu Akleh di pundak para pengawal kehormatan militer, sementara yang lain meletakkan bunga.

 

Para pelayat juga mengibarkan bendera Palestina dan foto-foto Abu Akleh, serta meneriakkan slogan-slogan menentang Israel.  Pejabat Palestina mengatakan bahwa pemakaman terakhirnya akan diadakan untuknya pada hari Jum’at (13/5/2022) di gereja Katolik Roma di Yerusalem, dan dia akan dimakamkan di Pemakaman Sion bersama orang tuanya.

 

Samiha Farraj, seorang wanita muda dari Nablus, mengatakan dia tidak dapat menahan air matanya selama pemakaman. “Shireen bukan jurnalis biasa tapi dia adalah suara kita semua. Dia mengungkapkan masalah, keprihatinan, dan kehidupan sehari-hari kita yang tragis akibat pendudukan Israel,” kata wanita berusia 39 tahun itu kepada The New Arab.

 

“Begitu saya mendengar berita kematiannya, saya merasa seolah-olah saudara perempuan saya telah dibunuh. Israel membunuh kami semua dengan melakukan kejahatan keji ini,” katanya.

 

Pelayat lain, perjalanan panjang yang ditempuh Ibrahim Wazwaz ke pemakaman Abu Akleh dari Hebron memakan waktu berjam-jam, tetapi dia mengatakan hal itu sepadan.

 

“Kami dibesarkan dengan suara Sherine saat dia meliput pelanggaran dan kejahatan Israel terhadap orang-orang kami yang tidak berdaya,” kata pemuda berusia 23 tahun itu, sambil membawa foto besar Abu Akleh.

 

“Kami telah kehilangan ikon media Palestina yang meninggalkan kenangan di hati semua orang Palestina,” kata Wazwaz.

 

“Saya menangis ketika saya menonton video saat dia dibunuh dengan sengaja oleh tentara Israel.”

 

“Tentara Israel selalu membuktikan bahwa setiap orang adalah target bagi mereka,” imbuhnya.

 

“Suara Shireen adalah senjata mematikan yang ditujukan kepada orang Israel, jadi keputusan untuk mengeksekusinya adalah solusi terbaik bagi mereka untuk menyingkirkan gangguan terhadap mereka.” sambung Wazwaz.

 

Namun, dia menekankan, “Upaya Israel untuk membungkam warga Palestina akan gagal karena ada ratusan jurnalis yang mengadopsi pendekatan Shireen dalam melawan pendudukan melalui media dan terus-menerus mengungkap kejahatannya.” pungkasnya.

 

Sementara itu, banyak pelayat menuntut agar staf senior tentara Israel dibawa ke pengadilan internasional untuk dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan mereka.

 

Sebagaimana diketahui, Abu Akleh (51) sedang bertugas melaporkan untuk Al Jazeera tentang serangan Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki ketika dia ditembak di kepala oleh penembak jitu Israel, meskipun mengenakan rompi yang mengidentifikasi dirinya sebagai jurnalis.

 

Penembakan Abu Akleh menjadikan jumlah jurnalis yang dibunuh oleh militer Israel sejak tahun 2000 menjadi 55 korban jiwa, kata Persatuan Jurnalis Palestina. (Bahri)

 

Sumber: The New Arab

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.