Ramadhan, Perbanyak istigfar dan Amal Kebaikan

Ramadhan, Perbanyak istigfar dan Amal Kebaikan

ACEH(Jurnalislam.com)– Di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 disebutkan bahwa perintah puasa di bulan Ramadan adalah untuk menjadikan orang-orang yang beriman menjadi hamba yang bertakwa. Oleh karena itu, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengajak segenap umat Islam agar menjadikan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan.

“Ramadan yang mubarak ini marilah kita jadikan sebagai momentum untuk menjadikan kita orang yang bertakwa kepada Allah SWT,” tutur Wapres saat memberikan tausiah sebelum salat Tarawih di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Rabu malam (13/04/2022).

Lebih lanjut, Wapres menjelaskan alasan pentingnya umat Islam menjadi hamba yang bertakwa (muttaqin). Menurutnya, derajat manusia yang paling tinggi di sisi Allah adalah orang yang paling muttaqin.

“Kenapa kita harus menjadi muttaqin? Karena di sisi Allah SWT yang memiliki kehormatan itu hanyalah orang muttaqin,” tuturnya.

Wapres pun menambahkan bahwa menjadi muslimin dan mukminin saja tidak cukup tetapi umat Islam harus juga menjadi hamba yang muttaqin.

“Karena memang (semakin tinggi) tingkat kemuliaan seseorang di sisi Allah adalah orang yang paling muttaqin, bukan karena keturunannya. Tidak juga karena hartanya, pangkatnya, jabatannya, atau kedudukannya,” terang Wapres.

Adapun gelar muttaqin, tutur Wapres, hanya dapat dicapai dengan mematuhi segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

“(Misalnya) melalui amalan-amalan ibadah puasa, tarawih, salat malam (qiyamul lail), i’tikaf, tadarus Al-Qur’an, serta dengan banyak memberikan sedekah, dan lain-lain,” sebutnya.

Lebih jauh, selain mengajak para jamaah untuk meningkatkan ketakwaan di bulan Ramadan, Wapres juga mengajak untuk memperbanyak memohon ampunan kepada Allah.

“Yang kedua marilah kita jadikan momentum Ramadan ini untuk memohon ampun pada Allah SWT,” ajaknya.

Menurut Wapres, setiap manusia pasti pernah berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat dan memohon ampunan.

“Kita manusia, kecuali para nabi atau utusan, tidak ada yang maksum, tidak ada yang terpelihara dari salah. Semua manusia itu pernah salah, tapi sebaik-baik orang yang bersalah itu adalah orang yang bertaubat, baik kesalahan kecil atau besar,” terangnya.

Wapres pun menjelaskan bahwa kesalahan manusia dibagi menjadi dua jenis yakni kesalahan lahir dan kesalahan batin. Namun menurutnya kesalahan batin adalah yang paling susah dihindari dan sering dilalaikan karena yang bisa menyadari hanya diri sendiri.

“Kesalahan batin itu adalah perasaan-perasaan yang tidak baik, seperti takabur, ujub, riya, hasud, dan berbagai perasaan buruk lainnya,” ujarnya.

Kesalahan lahir maupun batin, kata Wapres, sekalipun dilakukan dengan tidak disengaja dan kelupaan tetap bisa menyebabkan dosa.

“Bukankah tidak sengaja itu tidak dianggap berdosa? Memang ada hadist yang menyebutkan tidak berdosa apabila berbuat salah karena tidak sengaja dan kelupaan. Tapi kata ulama yang tidak jadi dosa itu kalau ketidaksengajaan atau lupanya itu karena tidak ada kelalaian, tidak menganggap remeh,” jelasnya.

Misalnya, sebut Wapres, orang yang tidur sebelum shalat Isya hingga dia terlewat dan akhirnya tidak melaksanakan shalat Isya, meskipun tidak sengaja tetap berdosa. Sebab, orang tersebut dianggap lalai dan meremehkan shalat di awal waktu.

“Seperti orang hafalan Qur’an kemudian lupa. Kalau lupanya itu karena dia tetap melakukan murojaah (kegiatan menghafal) maka tidak berdosa. Tapi kalau karena tidak mengulang-ulang hafalannya, itu dianggap lalai, karena punya hafalan tidak terus diulang-ulang. Itu berdosa,” sebut Wapres memberikan contoh lain.

Oleh sebab itulah, Wapres mengajak umat Islam untuk banyak memohon ampunan khususnya di bulan suci Ramadan. Sebab, meskipun bukan nabi yang maksum, setiap orang tetap bisa dijaga dari berbuat salah yakni dengan terus mendekatkan diri kepada Allah.

“Kalau kita mendekat kepada Allah di bulan Ramadan khususnya dan di bulan-bulan lain, kita akan dijaga oleh Allah (melalui) himayah robbaniyyah dan inayah robbaniyyah atau pertolongan Allah. Kita akan dijaga walaupun tidak seperti dijaganya para nabi,” ungkapnya.

Mengakhiri tausiahnya, Wapres berpesan agar para jamaah terus menjadi pemakmur bumi, karena memakmurkan bumi juga merupakan salah satu kewajiban manusia.

“Terakhir saya ingin menyampaikan juga bahwa selain perintah Allah agar menjadi orang yang bertakwa, Allah juga memerintahkan kita untuk memakmurkan bumi. Itu kewajiban kita,” tutur Wapres.

“Allah SWT berfirman, Dialah yang menjadikan kamu dari bumi dan meminta kamu untuk memakmurkan bumi,” imbuhnya.

Memakmurkan bumi, sebut Wapres, dapat diartikan sebagai membangun bumi melalui berbagai aktivitas ekonomi seperti mengembangkan pertanian, perindustrian, perdagangan, pertambangan, dan lain-lain. Adapun kunci untuk memakmurkan bumi adalah sumber daya manusia (SDM) unggul yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Inilah yang sedang dikembangkan pemerintah Indonesia saat ini dengan apa yang disebut meningkatkan SDM unggul supaya bisa membangun negara ini dengan memakmurkan bumi,” pungkasnya.

Menutup tausiahnya, Wapres berdoa agar masyarakat Indonesia terus mendapatkan pertolongan Allah dan bangsa Indonesia senantiasa dijaga dari segala perpecahan, penyakit atau wabah, serta berbagai kesulitan sehingga menjadi bangsa yang kuat. Usai memberi tausiah, di masjid kebanggaan masyarakat Aceh ini, Wapres pun turut melaksanakan salat Tarawih dan witir berjamaah.

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.