Presiden Erdogan ke China Bahas Perdagangan Bilateral dan Muslim Uighur

BEIJING (Jurnalislam.com) – Perdagangan bilateral adalah fokus diskusi hari Rabu (29/07/2015) selama kunjungan pertama Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Cina sebagai presiden, tetapi para pemimpin kedua negara juga menyentuh isu-isu yang lebih sensitif.

Sumber presiden Turki mengatakan kepada Anadolu Agency setelah pertemuan Erdogan dengan Presiden Xi Jingping bahwa kedua negarawan telah membahas isu seputar populasi Muslim China.

Sekitar 350 muslim Uighur yang ditahan di pusat penahanan di Thailand telah menjadi pusat perang tarik-menarik diplomatik antara kedua negara. China mengidentifikasi Uighur sebagai bagian dari barat laut Xinjiang, sementara Turki menyambut mereka sebagai bagiannya.

Turki juga telah menyuarakan keprihatinan atas laporan bahwa anggota komunitas Muslim China dilarang berpuasa – saran yang menyebabkan protes terhadap Beijing di Turki dan pembakaran bendera oleh nasionalis Turki.

Masalah ini merupakan topik pada pertemuan tersebut, kata sumber-sumber yang tidak ingin disebutkan namanya karena alasan kerahasiaan.

Mereka menambahkan bahwa rencana Erdogan bertemu dengan perwakilan dari masyarakat Uighur China dan Muslim Hui disambut oleh pejabat China.

"Sensitivitas Turki tentang integritas teritorial Cina tersebut [juga] disebutkan dalam pertemuan itu, Turki juga tidak menerima insiden teroris di China," kata sumber itu.

Media pemerintah China melaporkan bahwa "Milisi Muslim" telah mengatur serangan terhadap kantor polisi dan simbol lain negara di Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur, yang oleh banyak orang Turki disebut sebagai Turkestan Timur.

Sebelum mendelegasikan pembicaraan di Great Hall of People, Erdogan mengatakan kepada media bahwa kedua negara telah membuka jalan bagi kerjasama strategis pada tahun 2010 dan sekarang "siap untuk menempatkan rencana tersebut dalam praktek."

 "Kami mengambil langkah pertama pada tahun 2010 bersama China dengan aliansi strategis, dan sekarang berada dalam tahap latihan. Kami melihat hubungan kami dengan China dari cara strategis," katanya.

"Kunjungan ini akan memperkuat pemahaman antar bangsa dan membantu persahabatan antara orang-orang kami," tambahnya.

Perjalanan tiga hari tersebut adalah perjalanan diplomatik kedua Erdogan ke negara itu, setelah kunjungan sebelumnya pada tahun 2012 sebagai perdana menteri.

Baca juga : Pemimpin Uighur: Dunia Diam Saat Kejahatan Terhadap Muslim Uighur Masih Berlangsung

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.