JAKARTA(Jurnalislam.com)— Banyaknya laporan tentang masalah kesehatan ginjal akut pada anak, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Anwar Abbas meminta pemerintah turun tangan atasi masalah ini, sebab dikhawatirkan akan merugikan masa depan bangsa.
Menurutnya, masalah kesehatan ginjal akut yang menjadi temuan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak boleh dipandang sebelah mata. Ini masalah serius, sebab bukan merugikan anak-anak dan keluarganya, tetapi juga mengancam masa depan bangsa. Sebab mereka adalah generasi penerus yang akan mengisi bangsa ini di masa depan.
“Untuk itu karena negara adalah melindungi dan mensejahterakan rakyat, maka pemerintah harus turun secepatnya untuk mengetahui sebab musabab mengapa hal demikian sampai terjadi,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (20/10).
Terkait langkah yang sudah diambil, dirinya mengapresiasi itu, tetapi tidak boleh ada pembiaran. Diperlukan langkah taktis dan jangka panjang supaya kasus serupa tidak terulang. Dengan demikian akan lebih banyak anak-anak yang bisa diselamatkan. Karena menyelamatkan anak-anak Indonesia, sama dengan menyelamatkan masa depan.
Dia menegaskan jangan sampai anak-anak sebagai aset masa depan bangsa terenggut masa kecilnya disebabkan masalah kesehatan. Anak-anak Indonesia harus sehat, cerdas, berakhlak utama supaya mereka menjadi anak-anak yang produktif.
“Kalau hal demikian terus berlangsung, maka besar kemungkinan anak-anak yang terkena gangguan ginjal tersebut tentu akan menjadi tidak atau kurang produktif,” ungkapnya.
Kembali Pakar Ekonomi Islam ini menegaskan bahwa, masalah kesehatan yang dialami oleh anak-anak akibat masalah kesehatan ginjal akut ini tidak bisa dianggap sebagai masalah yang parsial. Karena selain merugikan anak dan orang tua, juga akan merugikan bangsa dan negara.
“Sehingga hal itu jelas akan sangat mengganggu dan merugikan tidak hanya terhadap diri anak yang bersangkutan tapi juga terhadap kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dan kita tentu saja tidak mau hal demikian terjadi,” kata Anwar. (muhammadiyah)