PALESTINA (Jurnalislam.com) – Seperti kebanyakan politisi Israel, Bennet menjabat sebagai petinggi di unit komando tentara. Karir militer ini membantunya untuk memperkuat citranya sebagai seorang prajurit zionis sejati, dan membentuknya mengadopsi cara-cara militer contohnya, berbicara sesukanya.
Dia pernah mengatakan: "Saya membunuh banyak orang Arab dan saya tidak ada masalah dengan itu (tidak keberatan)," dan bahwa Palestina tidak lebih dari "pecahan peluru di pantat/bokong." Dia tidak menyatakan permintaan maaf untuk sikapnya dan slogan kampanyenya saat ini adalah "Berhenti Meminta Maaf" yang menyatakan kebalikan dari slogan sebelumnya di kamp pemukim yang dilihat warga Israel sehari-hari, yang berbunyi "menetap di hati."
Pendekatan ini telah memenangkan hati banyak orang zionis yang berusia di bawah 25 tahun, dan terutama mereka yang lahir setelah tahun 1967, yang tidak mengetahui mengenai Israel dan Tepi Barat.
Selama Operation Protective Edge terhadap Gaza musim panas ini, Bennet, memposisikan dirinya sebagai oposisi tidak hanya untuk menantang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, tetapi juga menyalahkan tentara, yang dianggapnya bersalah karena tidak cukup berani, karena tidak berusaha sekuat tenaga untuk menghancurkan Hamas dan merebut seluruh Jalur Gaza.
Yang tersisa adalah kenyataan bahwa sebagian besar orang Israel menganggap hasil konflik dengan Hamas adalah imbang padahal kenyatannya secara politik tidak, bukan sebagai kegagalan besar dan oleh karena pernyataan – pernyataan itu Bennet berhasil mendapat penggemar dari kelompok sayap kanan.
Deddy | World Bulletin | Jurniscom