Pola Hoaks ‘Klepon Islami’, Diposting, Diramaikan, Dihapus

Pola Hoaks ‘Klepon Islami’, Diposting, Diramaikan, Dihapus

JAKARTA(Jurnalislam.com)–Komunitas Anti Hoax, Indonesian Hoaxes melakukan riset mendalam atas postingan yang viral terkait  ‘klepon islami’.

Adisyafitrah Ketua Komunitas Indonesian Hoxaes, menyebut postingan tersebut hanya klaim sepihak atas isu klepon yang sengaja dibuat dengan tujuan memancing keributan di media sosial.

“Ini bukan didasari dari sentimen politik, atau apa pun, namun hanya keisengan yang disalahgunakan untuk memancing keributan,” ujar Adisyafitrah, lansir Republika.co.id di Jakarta, Selasa (21/7).

Penelusuran Indonesian Hoaxes mendapati salah satu akun yang memposting foto “Klepon Islami” ini pada Senin (20/7/20) malam. Postingan ini diunggah oleh fanspage atau halaman Facebook, dengan username Erwin Rabbani II.

Postingan itu diunggah pada pukul 20.31 WIB. Dalam postingan tersebut, dicantumkan caption “Ya Allah Ya Rabbi Ya Kareem!!! K-Dron Sejak kapan Makanan Punya Agama?”

Fanspage Erwin Rabbani II, adalah fanspage dengan muatan politik yang terus menerus mendukung setiap kebijakan Presiden Jokowi. Fanspage yang baru dibuat pada 30 April 2020 itu sudah diikuti oleh 1.700 orang lebih. Namun amplifikasi dari postingan itu dibagikan berulang secara masif oleh akun-akun yang senada dengan fanspage tersebut.

Postingan tentang “Klepon Islami” tersebut tidak ditemukan lagi
“Saya juga sudah menyimpan jejak postingan tersebut, karena dugaan awal kami, postingan ini pasti akan dihapus,” jelas Adisyafitrah.

Adisyafitrah dan komunitas Indonesia Hoaxes, serta beberapa komunitas anti-hoax lainnya mencatat,  pola sebaran seperti ini terus terjadi.

Akun-akun penyabar pertama sengaja menghapus postingan tersebut, sehingga akun-akun yang mengamplifikasi meme atau konten yang mengolok-olok agama, keyakinan, ras dan pilihan politik bisa bebas dari tanggung jawab atas meme tersebut.

“Ini sudah bertahun-tahun, polanya selalu sama,” kata Adisyafitrah.

Polanya sebaran konten hoax tersebut berawal dari akun-akun kecil atau bahkan akun yang baru saja dibuat, lalu diposting konten tersebut, setelah itu dihapus, atau akun tersebut berganti nama dan menyetel privasi.

Barulah akun-akun dengan pilihan politik tertentu dan beberapa akun di atas mengunggah ulang konten yang bernada rasis, olok-olok tersebut, sehingga memancing keributan di media sosial.

Meme “Klepon Islami” menjadi viral setelah akun-akun serupa Tretan Muslim dan Denny Siregar mengamplifikasinya dengan mengunggah ulangnya.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses