ANKARA (Jurnalislam.com) – Pesawat yang jatuh di dalam ruang udara Turki adalah sebuah drone, Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu mengatakan dalam konferensi pers di Ankara, Jumat (16/10/2015).
Sinirlioglu mengatakan bahwa pesawat yang mengganggu tersebut ditembak jatuh 3 kilometer (1,86 mil) di dalam wilayah Turki, menambahkan bahwa asal usul pesawat belum diketahui.
Sebelumnya, militer Turki mengumumkan bahwa jet Turki pada hari Jumat menjatuhkan sebuah pesawat tak dikenal di dekat perbatasan Suriah setelah melanggar ruang udara Turki.
"Pesawat, yang tidak dapat ditentukan asal negaranya, ditembak jatuh oleh patroli jet Turki sesuai dengan aturan setelah gagal mengindahkan tiga peringatan," kata Staf Umum Turki dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di situsnya.
Angkatan Bersenjata Turki melakukan tugasnya dengan mantap sesuai kerangka aturan, tambahnya.
Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus juga menegaskan, menambahkan bahwa Staf Umum Turki akan membuat pernyataan yang diperlukan beberapa jam berikutnya.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov, mengatakan bahwa semua jet Rusia yang digunakan dalam serangan udara di Suriah kembali ke Pangkalan Udara Hmeymim dekat Latakia setelah menyelesaikan misi hari Jumat mereka.
"Drone Rusia terus melakukan penerbangan pengintaian mereka di langit Suriah seperti yang direncanakan," kata Konashenkov kepada wartawan di hari Jumat.
Rusia mulai melakukan serangan udara di Suriah sejak 30 September. Menurut Kremlin, serangan mereka ditujukan untuk mendukung rezim Assad – sekutu Rusia.
Namun Turki dan Barat menuduh Rusia menargetkan kelompok oposisi moderat di Suriah yang menentang Assad, yang banyak didukung oleh Ankara dan Washington.
Jatuhnya pesawat yang belum diidentifikasi Jumat kemarin terjadi setelah Rusia menyusup ke dalam ruang udara Turki dua hari berturut-turut pada awal bulan ini. Pada kesempatan kedua, jet F-16 Turki mencegat pasukan Rusia dan memaksa mereka mundur.
Insiden tersebut menarik kritik di seluruh dunia, dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyebutnya pelanggaran yang "tidak terlihat seperti kecelakaan".
Turki secara resmi memprotes serangan, yang oleh Moskow dikatakan terjadi karena "kondisi cuaca buruk".
Kementerian Luar Negeri Turki juga telah membuat permintaan kepada pejabat Rusia untuk mengunjungi Turki dan menjelaskan kepada pejabat Turki tentang pelanggaran baru-baru ini di perbatasan Turki-Suriah.
Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom