Pesantren As Sa’adah Rembang Kembangkan Produksi Pohon Kacang Sacha Inchi

Pesantren As Sa’adah Rembang Kembangkan Produksi Pohon Kacang Sacha Inchi

REMBANG(Jurnalislam.com)–Sekitar 500 pohon kacang Sacha Inchi membentang pada lahan sawah seluas ¼ ha. Pohon kacang Sacha Inchi ini tampak tumbuh subur, meski beberapa bulan terakhir ini hujan jarang turun.

Lahan tersebut berlokasi di Desa Samaran, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang. Rencananya, Desember mendatang, lahan tanam milik Pesantren As Sa’adah itu akan diperluas hingga 2,5 Ha untuk kacang Sacha Inchi dan Porang.

Adalah Gus Ulinnuha Tamam beserta istrinya, Hidayatun Ni’mah, yang mempunyai ide budidaya kacang Sacha Inchi ini, sekitar empat bulan yang lalu. Pasa santri dibekali skill untuk mengelola pertanian kacang Sacha Inchi dan Porang secara organik. Tujuannya, membangun kemandirian pesantren, sehingga pesantren bisa memiliki penghasilan sendiri.

“Selain itu juga untuk melatih jiwa usaha para santri. Sehingga ketika lulus pesantren, mereka mempunyai bekal ilmu dan pengetahuan serta life skill untuk berwirausaha,” kata Gus Ulin saat menerima kunjungan Kakanwil Kemenag Semarang, Kamis (19/8/2021) pekan lalu.

Menurutnya, kacang Sacha Inchi memiliki keistimewaan. Harga di pasaran cukup tinggi, per kilo dibanderol Rp20.000 – Rp80.000. Sedangkan untuk bibit siap tanam harganya pada kisaran Rp 20.000 – Rp 50.000 per pohon. Untuk kacang Sacha Inchi yang telah diolah menjadi minyak, nilai jualnya jauh lebih fantastis, di kisaran Rp1 juta per liter.  Bahkan, untuk minyak Sacha Inchi kualitas super harga per liternya bisa mencapai Rp 6 juta.

Tingginya harga kacang jenis ini lantaran manfaatnya yang cukup banyak. Kacang ini disebut mengandung Omega tinggi, mengalahkan ikan salmon. Tak ayal, kacang ini banyak dimanfaatkan untuk obat, kosmetik, hingga olahan makanan.

Selain kacang Sacha Inchi, Gus Ulin beserta istri juga membudidayakan Porang. Tanaman ini juga jarang dilirik masyarakat Rembang. Mungkin karena tanaman anggota family Aracacea yang secara umum dikenal dengan nama bunga bangkai ini memiliki bau yang tidak sedap.

“Padahal, Porang memiliki banyak manfaat, terutama umbinya yang bisa digunakan untuk bahan baku pembuatan tepung konjak atau tepung glucomannan. Tepung ini yang kemudian dipakai sebagai bahan utama olahan shirataki, mi bening yang banyak dikonsumsi di Asia Pasifik. Manfaat Porang juga biasanya diolah menjadi bahan baku produk kosmetik, pengental, lem. Manfaat Porang banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, juga untuk pembuatan lem dan jelly yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke luar negeri, seperti Jepang dan China,” papar Nikmah yang merupakan sarjana Pertanian ini.

Harga pasarannya pun cukup tinggi. Nikmah menyebut, harga Porang produksi per kg berkisar  Rp 9000. Sedangkan untuk bibit, Porang umbi seharga RP 50.000/kg. “Ada pula Porang katak seharga Rp. 250.000/kg dan biji bunganya seharga  Rp 600ribu/kg,” terang Nikmah.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.