Pertumbuhan Diprediski Cuma 0.3 %, Ekonomi Dunia di Ambang Krisis

Pertumbuhan Diprediski Cuma 0.3 %, Ekonomi Dunia di Ambang Krisis

INTERNASIONAL (Jurnalislam.com)–Krisis wabah covid-19 diprediksi menekan perekonomian global tahun ini hingga pertumbuhan bakal nyaris nol persen atau mirip seperti era krisis tahun 2009, menyusul makin banyaknya lockdown (karantina wilayah) di berbagai negara.

Dalam diskusi melalui Webcast pada Kamis (26/3/2020), Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia bakal tumbuh 0,3% setahun penuh 2020. Bahkan dalam skenario bearish (pesimistis), ekonomi dunia diprediksi minus 2,1%.

“Tim ekonomi kami sekarang memperkirakan ada resesi global pada 2020, sama seperti serupa tahun 2009, yang diikuti pemulihan pada 2021 berkat kombinasi stimulus moneter dan fiskal dan teratasinya Covid-19,” tutur Kepala Perencana Investasi Asia dan Emerging Market di Morgan Stanley, Jonathan Garner.

Jika kondisi memburuk, lanjutnya, resesi bakal berlangsung lebih lama dari krisis finansial global 2009. Proyeksi terbaru ini lebih rendah dari proyeksi mereka sebelumnya pada 17 Maret yang memprediksi angka pertumbuhan ekonomi dunia 2% (skenario dasar) dan 0,9% (skenario pesimistis).

Menurut Ekonom Morgan Stanley untuk China Robin Xing, proyeksi yang baru ini dipatok merespons makin banyaknya negara-negara maju yang melakukan lockdown. Kebijakan ini menimbulkan tekanan lebih panjang terhadap konsumsi masyarakat.

“Banyak negara besar kini juga melakukan lockdown, meski China mulai longgar… Virus mungkin terkendali secara umum, tapi social distancing masih akan ada untuk mengantisipasi agar virus tak muncul lagi,” tutur dia.

Situasi tersebut, lanjutnya, bakal menekan pertumbuhan konsumsi masyarakat yang menjadi komponen penting pembentukan produk domestik bruto (PDB). Pola konsumsi saat ini, menurut Morgan Stanley, masih perlu social gathering.

Robin memberi contoh China. Jika disrupsi di Negeri Panda itu berlangsung sampai kuartal ketiga, Morgan Stanley memprediksi pertumbuhan ekonomi mereka bakal turun 0,8% meskipun ada kebijakan agresif dari sisi moneter dan fiskal.

“Perlu 4 pekan untuk mengontrol wabah dalam arti kasus baru di luar Hubei di bawah 100 orang per hari. Pada pekan kedelapan, produksi industri kembali ke level normal kisaran 80%. Namun, pemulihan konsumsi masih lambat karena berlanjutnya social distancing,” tutur dia.

Sumber: cnbcindoesia

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.