Pemimpin Taliban Mendukung Penyelesaian Secara Politik Untuk Konflik Afghanistan

DOHA(Jurnalislam.com) – Pemimpin tertinggi Taliban, Hibatullah Akhundzada pada hari Ahad (18/07/2021) mengatakan dia sangat mendukung penyelesaian secara politik untuk konflik di Afghanistan, meskipun saat ini Taliban tengah melancarkan serangan besar-besaran di seluruh penjuru negara itu.

Pernyataan itu muncul ketika perwakilan dari pemerintah Afghanistan dan Taliban duduk bersama untuk putaran baru perundingan di Doha pada akhir pekan ini, hal tersebut membangkitkan harapan bahwa perundingan damai yang telah lama terhenti akan dihidupkan kembali.

“Terlepas dari keuntungan dan kemajuan militer yang telah dicapai, Imarah Islam sangat mendukung penyelesaian secara politik di negara ini,” kata Akhundzada dalam sebuah pesan yang dirilis, sebagimana dilansir The New Arab.

“Setiap peluang untuk pembentukan sistem Islam, perdamaian dan keamanan yang datang dengan sendirinya akan selalu dimanfaatkan oleh Imarah Islam,” sambungnya.

Pemimpin Taliban mengatakan kelompoknya tetap berkomitmen mencari solusi untuk mengakhiri perang, namun Taliban juga mengecam partai-partai oposisi karena menurut mereka hanya membuang-buang waktu.

“Pesan kami tetap bahwa alih-alih mengandalkan orang asing, mari kita selesaikan masalah kita di antara kita sendiri dan selamatkan tanah air kita dari krisis yang ada,” imbuhnya.

Taliban sekarang diyakini menguasai sekitar setengah dari 400 distrik di negara itu, mengendalikan beberapa penyeberangan perbatasan penting, dan telah mengepung serangkaian ibu kota provinsi yang vital.

Taliban telah lama tampak bersatu, beroperasi di bawah rantai komando yang efektif, dan melakukan operasi militer yang kompleks meskipun ada desas-desus tentang perpecahan di antara para pemimpin organisasi.

Dari tahun ke tahun, Taliban selalu mengumumkan serangkaian gencatan senjata sementara selama hari raya Islam yang pada awalnya memberikan harapan bahwa pengurangan kekerasan yang lebih besar akan terwujud di negara itu.

Belakangan muncul kekhawatiran bahwa pasukan Afghanistan akan kewalahan tanpa dukungan udara dari pasukan asing, hal ini memungkinkan pengambilalihan militer oleh Taliban secara penuh atau dimulainya perang saudara multi dimensi di negara yang dibanjiri dengan persediaan senjata yang melimpah setelah hampir empat dekade mengalami pertempuran. (Bahri)

Sumber: The New Arab

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.