PALESTINA (Jurnalislam.com) – Al Quds atau Yerusalem, salah satu kota tertua dalam sejarah Islam, sangat penting bagi ketiga agama Samawi.
Kota ini pertama kali ditaklukkan pada tahun 638 oleh khalifah Islam kedua, Umar bin al-Khattab Ra. Kemudian Yerusalem diserbu oleh Tentara Salib pada tahun 1099.
Yerusalem yang merupakan kiblat pertama Muslim, yaitu Masjid al-Aqsha, direbut kembali oleh panglima perang Islam Salahuddin al Ayyubi bersama pasukannya pada 1187.
Baca juga: 5 Hal Penting Tentang Masjid Al Aqsha yang Mungkin Belum Kamu Ketahui
Kecuali untuk pendudukan 11 tahun, kota ini tetap di bawah kendali kaum Muslim sampai 1917 setelah penaklukan Ayyubi.
Setelah Inggris menginvasi Yerusalem pada 9 Desember 1917, yang hingga saat itu berada di bawah kendali Kekaisaran Ottoman selama 400 tahun, mereka menutup mata terhadap permukiman Yahudi di wilayah tersebut.
Populasi Yahudi di wilayah Palestina bersejarah pada tahun 1917 dikatakan sekitar 60.000 orang.
Jumlah itu menggelembung menjadi 800.000 pada tahun 1948, ketika Israel mendeklarasikan sebagian wilayah Palestina diklaim sebagai negaranya.
Baca juga: Rencana Rahasia AS dan Israel Terkait Yerusalem Bocor, Begini Informasinya
Menurut sumber-sumber Palestina, populasi Yahudi di Yerusalem pada tahun 1922 adalah sekitar 34.000 sementara populasi Arab sekitar 28.000.
Pada tahun 1946, populasi Yahudi di kota naik menjadi 99.000 sementara jumlah orang Arab Palestina berjumlah 65.000.
Israel mendeklarasikan penjajahannya atas Palestina pada 14 Mei 1948 sedangkan negara-negara Arab termasuk Mesir, Yordania, Libanon dan Suriah mengobarkan perang melawan Israel pada 15 Mei 1948.
Israel, yang memenangkan perang, mulai melaksanakan rencananya untuk menguasai kota dengan menyerang Yerusalem Barat.
Setelah perang 1948, Israel menyerbu Yerusalem Timur dan Tepi Barat selama perang enam hari pada tahun 1967.
Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibukotanya pada 3 Juli 1980.
Pada 6 Desember 2017, Presiden AS Donald Trump secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai “ibukota Israel.”
Baca juga: Erdogan: Kami Tidak Akan Pernah Akui Yerusalem Sebagai Ibukota Israel
AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem pada 14 Mei 2018.
Pemerintah zionis Yahudi yang telah membangun 19 wilayah pemukiman ilegal di Yerusalem Timur sejak 1968, menempatkan lebih dari 200.000 orang Yahudi di tempat-tempat tersebut.
Hingga hari ini, Selasa (2/10/2018), ada 316.000 warga Palestina yang tinggal di kota, yang memiliki populasi 850.000 jiwa, sisanya 534.000 adalah orang Yahudi menurut Anadolu Agency.
Penjajah Israel terus memperluas permukiman ilegalnya dan juga mencegah penduduk Arab di kota itu untuk membangun rumah baru hingga sekarang.