Pemerintah Didesak Berani Ambil Tindakan terhadap Cina

Pemerintah Didesak Berani Ambil Tindakan terhadap Cina

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Muhammad Fauzi mendesak pemerintah segera meminta klarifikasi ke pemerintah Cina terkait masalah muslim Uighur.

Hal ini terkait dengan munculnya isu tidak sedap terkait kondisi Muslim Uighur yang dimasukkan ke kamp-kamp, untuk menjalani hal yang disebut sebagai pencucian otak.

Meskipun pemerintah Cina mengatakan mereka dikumpulkan untuk diberikan pelatihan secara sukarela.

“Isu ini kan berkembang dan telah menjadi konsumsi masyarakat Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas muslim, pemerintah saya kira perlu meminta klarifikasi langsung dari Cina terkait masalah ini,” kata Fauzi, Sabtu (21/12/2019).

Menurut Anggota Komisi VIII yang membidangi agama ini, sikap pemerintah penting untuk menunjukkan keberpihakan terhadap isu kemanusiaan.

Langkah ini juga akan menenangkan muslim di Indonesia yang tidak akan terima jika benar saudara muslimnya mendapat perlakuan diskriminatif.

Isu minoritas muslim Uighur kembali mengemuka setelah sejumlah dokumen rahasia yang bocor.

Dokumen-dokumen resmi itu dibocorkan ke Konsorsium Jurnalis Investigatif Internasional (ICIJ), yang bekerja sama dengan 17 mitra media internasional.

“Kita tidak ingin isu ini semakin liar. Pemerintah harus menunjukkan keberpihakan. Jika memang terjadi pelanggaran, kita juga harus berani mendorong agar masalah ini dilaporkan ke mahkamah internasional,” kata suami bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani ini.
Selain pemerintah, lanjut Fauzi, DPR melalui komisi terkait  juga melakukan langkah-langkah strategis yang dibutuhkan.

Muslim Uighur adalah komunitas kecil etnis Cina yang menetap di Xinjiang. Selama ini, Muslim Uighur dilaporkan kerap mendapatkan perlakuan kurang adil dari pemerintah setempat.

sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.