Pembelajaran Jarak Jauh Harus Lebih Inovatif dan Variatif

Pembelajaran Jarak Jauh Harus Lebih Inovatif dan Variatif

JAKARTA(Jurnalislam.com) – Pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai punya andil memicu potensi kecanduan gawai pada masa pandemi Covid-19. Evaluasi program tersebut dan penerapan yang variatif dinilai perlu dilakukan.

 

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra menjelaskan, selain membatasi penggunaan gawai pada PJJ, sebaiknya siswa juga dilatih untuk melakukan pembelajaran yang mampu menggunakan sumber di luar internet.

“Sehingga informasi dan penyelesaian tugas sekolah banyak menggali di lingkungan rumah dan sekitar rumah yang bisa dikoneksikan, sehingga mampu mengurangi interaksi anak dalam dunia internet,” kata Jasra saat dihubungi Republika, Selasa (23/3).

Menurut Jasra, anak-anak perlu diberikan pemahaman secara baik soal internet, misalnya, mengenai risiko yang juga mengancam tumbuh kembang anak. “Kemudian, orang tua juga melakukan pengawasan dan mengupayakan pembatasan dalam penggunaan gawai,” kata dia lagi.

Jasra mengungkapkan, dalam survei KPAI pada 2020 dengan responden sebanyak 25.264 anak usia 10-18 tahun, sebanyak 25,4 persen anak menggunakan gawai lebih dari lima jam per hari. Sebanyak 76,8 persen penggunaan gawai tersebut di luar kepentingan belajar, misalnya, bermain gim, sisanya untuk mencari keperluan tugas belajar dan informasi pendidikan lain.

Sebelum pandemi, penggunaan gawai lebih dari tiga jam, menurut WHO, sudah termasuk kecanduan, penyakit, dan harus diobati agar tidak terjadi adiksi. Namun, dengan situasi Covid-19, anak-anak pada akhirnya terpaksa menggunakan gawai yang tersambung dengan internet.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses