Pasukan Israel Kembali Bunuh Warga Palestina

Pasukan Israel Kembali Bunuh Warga Palestina

JAKARTA(Jurnalislam.com)–Kementerian Kesehatan Palestina umumkan dua warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel pada Ahad malam (8/5/2022).

 

Kedua korban diidentifikasi sebagai Motasem Atallah (17 tahun), terbunuh di dalam pemukiman Israel di Tekoa, dekat desa Taqoa sebelah barat Betlehem, dan Mahmoud Arram (27 tahun) terbunuh di sebuah pos pemeriksaan Israel di selatan Tulkarem, di utara West Bank.

 

Atallah adalah seorang siswa sekolah menengah dari desa tetangga Harmalah, dekat Taqoa. Sekolah menengah setempat berduka atas kepergiannya yang merupakan salah satu siswanya.

 

Menurut media Israel, Atallah telah memanjat pagar pemukiman Israel dengan membawa pisau, dan ditembak mati oleh seorang pemukim Israel yang bersenjatakan senapan otomatis.

 

“Motasem Atallah adalah murid yang baik, selalu tersenyum dan berteman dengan semua teman sekelasnya,” kata instruktur sosial sekolahnya kepada The New Arab.

 

“Dia memiliki perilaku yang tenang dan sopan. Dia adalah yang tertua dari saudara-saudaranya dan ingin membantu mereka setelah lulus.” imbuhnya.

 

Sementara menurut Ayah Atallah menggambarkan anaknya sebagai seorang pemuda yang tenang dan sopan,

 

“Ia memiliki mimpi besar dan menyukai kerajinan kayu zaitun tradisional daerah kami, dan bahkan mulai mempelajarinya di samping sekolah,” katanya.

 

“Dia tidak banyak bicara politik di rumah, tetapi seperti semua teman seusianya, dia tersentuh oleh situasi saat ini,” tambah ayah korban sebagaimana di lansir The New Arab.

 

Sementara itu, di selatan Tulkarem, pasukan Israel juga menembak dan membunuh Mahmoud Arram yang berusia 27 tahun di dekat pos pemeriksaan Israel yang memisahkan antara Tepi Barat yang diduduki dan Israel.

 

Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa seorang Palestina yang tidak memiliki izin kerja di Israel, mencoba memanjat pagar ke Israel sebelum dibunuh oleh pasukan Israel.

 

Arram berasal dari Khan Younis di Jalur Gaza. Keluarganya mengatakan kepada media Palestina bahwa dia telah melakukan perjalanan ke Tepi Barat dua tahun lalu setelah mendapatkan izin keluar Israel dari Jalur Gaza, untuk keperluan perawatan medis.

 

“Dia menerima perawatan di matanya karena cedera yang disebabkan oleh kecelakaan kerja,” kata pamannya kepada kantor berita Palestina, Shehab News.

 

“Dia bekerja di konstruksi di Tepi Barat dan mengirim uang untuk menghidupi keluarganya di Khan Younis,” terang pamannya, seraya menambahkan bahwa keluarga itu “dalam keadaan syok, dan berharap menerima panggilan telepon yang menyangkal berita itu.” pungkasnya.

 

Sumber: The New Arab

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.