Pasukan Irak dengan Dukungan Serangan Udara AS Klaim Kemenangan di Tal Avar

Pasukan Irak dengan Dukungan Serangan Udara AS Klaim Kemenangan di Tal Avar

TAL AVAR (Jurnalislam.com) – Pasukan Irak yang didukung agresor AS pada hari Selasa (22/8/2017) mengatakan bahwa mereka memperoleh kemenangan dalam serangan mereka yang berlangsung terus-menerus untuk mengusir kelompok Islamic State (IS) dari kota utara Tal Afar, saat kepala Pentagon melakukan sebuah kunjungan mendadak ke Irak untuk menunjukkan dukungan.

Pasukan gabungan Irak menguasai wilayah al-Jazirah, di sisi timur Tal Afar, saat pasukan dan anggota pasukan Mobilisasi Populer Syiah mulai menuju pusat kota, sebuah sumber keamanan mengatakan kepada kantor berita DPA.

Pasukan IS, yang diperkirakan berjumlah 1.000 orang, dilaporkan membalas dengan tembakan artileri, saat pasukan pemerintah berkumpul di luar kota. Kota ini telah berada di bawah kendali IS sejak 2014.

Osama bin Javaid, reporter Al Jazeera, melaporkan dari Erbil di Irak utara, mengutip sumber militer yang mengatakan bahwa pasukan bergerak dari bagian barat dan timur laut kota tersebut, menambahkan bahwa mereka telah mengambil alih sebuah kilang minyak “dan menembus tembok kota tersebut” .

“Pergerakan mereka terjadi lebih awal, tapi sekarang pertempuran sesungguhnya dimulai,” katanya pada hari Selasa, hari ketiga sejak dimulainya serangan tersebut.

Angkatan Darat, polisi dan unit pasukan Mobilisasi Populer juga mengambil “kendali penuh” distrik al-Kifah dan al-Nur Tal Afar, juru bicara Mobilisasi Populer Syiah Ahmed al-Assadi seperti dikutip oleh kantor berita AFP.

Assadi mengatakan pasukan Irak telah mengepung kota tersebut meski pertempuran berlangsung “intens”, menambahkan bahwa serangan tersebut kemungkinan akan berlangsung selama berpekan-pekan.

Dalam konferensi pers pekanannya, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menggambarkan kemajuan hari Selasa tersebut sebagai “sangat baik”, menyebutnya sebagai “indikasi keruntuhan musuh”.

Tal Afar, yang terletak sekitar 70km dari barat kota Mosul yang baru saja direbut kembali, merupakan pusat utama IS dan berada di antara kota terbesar kedua Irak dan perbatasan Suriah.

Pada bulan Juli, pasukan Irak, yang didukung oleh kekuatan koalisi pimpinan AS, mengarahkan IS ke Mosul, sehingga memungkinkan mereka untuk maju ke Tal Afar pada hari Ahad. IS masih menguasai daerah lain di selatan dan barat Mosul.

Serangan terbaru telah memaksa ribuan orang untuk melarikan diri ke wilayah Kurdi, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pada hari Selasa, bin Javaid dari Al Jazeera melaporkan bahwa penduduk yang melarikan diri harus menempuh perjalanan 10 sampai 20 jam untuk menghindari pertempuran tersebut.

“Ini situasi yang sangat menyedihkan. Beberapa orang bahkan tidak berpakaian lengkap … saat mereka berusaha mencapai keselamatan,” katanya.

Sejak Jumat, lebih dari 3.000 orang telah tiba di dua lokasi darurat, dengan pakaian yang minim, menurut International Organization for Migration (IOM).

“Orang-orang yang kehilangan tempat tinggal ini membawa pakaian dalam jumlah sedikit, beberapa hanya memiliki pakaian yang mereka pakai, ada yang berpakaian sebagian,” kata IOM dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa ribuan lainnya diharapkan melarikan diri dalam beberapa hari mendatang.

Sebagian besar penduduk harus berjalan berjam-jam dalam kondisi sulit sebelum mencapai daerah yang aman, kata pernyataan tersebut. Banyak pengungsi “tiba dalam kondisi kelelahan dan kesehatan yang buruk, seringkali dengan tingkat gizi buruk di kalangan anak-anak, beberapa tidak dapat bergerak.”

UNHCR, badan pengungsi PBB juga mengatakan telah menerima sekitar 9.000 orang di pusat transit Hamman al-Alil dalam sepekan terakhir, dan pihaknya bersiap untuk menampung hampir 30.000 lebih.

Bagikan