Partai Islam Sri Lanka Mundur dari Pemerintahan

KOLOMBO (Jurnalislam.com) – Partai Islam utama Sri Lanka, mundur dari pemerintahan dan berjanji mendukung oposisi dalam satu tindakan yang dianggap sebagai kemunduran terbesar bagi usaha Presiden Mahinda Rajapakse untuk terpilih kembali, Ahad (28/12/2014).

Pemimpin Kongres Muslim Sri Lanka Rauf Hakeem juga mengumumkan pengunduran dirinya sebagai menteri kehakiman dan mengatakan ia kini akan bekerja bagi kemenangan Maithripala Sirisena, kandidat oposisi dalam pemilu 8 Januari.

Hakeem mengundurkan diri dari pemerintah karena perbedaan yang besar menyangkut satu undang-undang tahun 2010 yang mencabut pembatasan dua masa jabatan bagi presiden dan memberikan Rajapakse kekuasaan besar terhadap polisi, kehakiman dan pelayanan sipil.

"Pemerintah yang bersih adalah isu utama bagi kami," kata Hakeem kepada wartawan. "Kami bersalah menyetujui (dalam memutuskan undang-undang tahun 2010 itu), tetapi sekarang kami ingin memperbaiki situasi itu."

Belum ada komentar dari pemerintah. Tetapi satu sumber partai yang berkuasa mengemukakan kepada AFP pembelotan partai Islam itu adalah pukulan terbesar bagi kampanye mereka.

Para warga Muslim, minoritas terbesar kedua di pulau itu setelah Tamil Hindu, memiliki sekitar 10 persen suara dan dapat muncul sebagai pembuat keputusan dalam pemilihan presiden Januari jika suara etnik mayoritas Sinhala pecah.

Baik Rajapakse maupun Sirisena adalah anggota-anggota etnik Sinhala yang beragama Buddha.

Hakeem menjadi menteri kedua Muslim yang mengunduran diri dari pemerintah Rajapakse setelah Menteri Perindustrian dan Pedagangan Rishad Bathiudeen mundur.

Sirisena membelot ke oposisi bulan lalu setelah menyerahkan jabatan menteri kesehatannya.

Partai utama Buddha dari para biksu mengundurkan diri dari pemerintah sebelum pembelotan Sirisena dan sejak itu mendukung usahanya untuk menggulingkan Rajapakse, yang berkuasa tahun 2005 merupakan pemimpin terlama berkuasa di Asia Selatan.

Aliansi Nasional Tamil, partai utama mewakili Tamil Hindu, tidak secara resmi menjanjikan dukungan pada dua kandidat Sinhala itu tetapi mengisyaratkan bahwa mereka akan mendukung Sirisena.

Hal itu dapat menyulitkan bagi Rajapakse untuk menang dalam pemilihan yang diserukan dua tahun lebih cepat dari rencana.

Akan tetapi, Rajapakse telah menerima dukungan dari kelompok radikal yang dikenal sebagai Bodu Bala Sena (BBS) atau kekuatan Buddha, yang dituduh menghasut serangan kebencian agama dalam dua tahun belakangan ini.

BBS membentuk satu aliansi dengan gerakan 869 Myanmar, satu kelompok Buddha yang terlibat kerusuhan anti-Muslim di negara itu.

Ally | Antara | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.