LONDON (Jurnalislam.com) – Penindasan dan intervensi oleh militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya semakin meningkat karena masyarakat internasional tetap diam, sebuah panel di parlemen Inggris mengatakan pada hari Selasa, lansir Anadolu Agency Rabu (1/11/2017).
Berbicara pada sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh Union of the European Turkey Democrats (UETD), Mark Farmaner, direktur Kampanye Burma Inggris, mengatakan ribuan anak kehilangan nyawa mereka karena bantuan ke Negara Bagian Rakhine dibatasi.
Acara “Pembersihan Etnis Tersembunyi: Muslim Rohingya” diselenggarakan di House of Lords oleh Lord Nazir Ahmed dan juga dihadiri oleh anggota parlemen Ziya Altunyaldiz dari Partai AK, yang berkuasa di Turki saat ini.
Senator AS: Ribuan Anak Dibantai dan Ribuan Wanita Diperkosa di Rohingya, Donald Trump Bisu
Farmaner mengatakan ribuan orang tinggal di kamp-kamp kumuh yang hampir tidak memiliki akses terhadap perawatan kesehatan. Dengan memberikan contoh beberapa insiden mengerikan yang terjadi selama genosida melawan minoritas Muslim di wilayah tersebut sejak 25 Agustus, Farmaner menggarisbawahi bahwa mayoritas umat Buddha menindas kelompok minoritas lainnya selama beberapa dekade.
“Situasi saat ini di Burma adalah kegagalan sistematis masyarakat internasional untuk melindungi Muslim Rohingya,” katanya.
Lord Ahmed mengatakan bahwa dia mengunjungi Arakan bersama beberapa relawan dan melihat anak-anak Muslim di sana tinggal dalam kondisi sangat mengerikan. Dia menggarisbawahi bahwa Turki telah menyediakan banyak bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut sejak hari-hari awal operasi militer yang menargetkan warga sipil Muslim.
“Bulan Sabit Merah Turki ada di sana saat saya mengunjungi kawasan ini,” katanya.
“Saya melihat seorang wanita dengan lengan yang patah sangat parah. Dia mengatakan kepada saya bahwa militer Burma telah mematahkan lengannya. Ada ribuan cerita seperti itu.”
Altunyaldiz memberi penjelasan tentang bantuan Turki kepada Muslim Rohingya dan mengatakan Turki akan selalu bersama mereka.
Dia mengatakan bahwa masyarakat internasional telah mencapai konsensus untuk mengakhiri kekerasan sesegera mungkin.
“Situasi saat ini di Burma harus menjadi perhatian seluruh masyarakat internasional dan juga bagi umat manusia,” kata Altunyaldiz.
PBB mengatakan sekitar 607.000 Muslim Muslim Rohingya telah menyeberang dari Myanmar ke Bangladesh sejak 25 Agustus.
Berjanji Sumbangkan $ 50 Juta ke Rohingya, PBB: Turki Negara Donor yang Dermawan di Dunia
“Meskipun jumlah pendatang baru sekarang melambat, orang-orang terus berdatangan di permukiman darurat Cox’s Bazar setiap hari, sehingga jumlah penduduk Rohingya di distrik tersebut menjadi lebih dari 820.000,” Joel Millman, juru bicara Badan Internasional untuk Migrasi PBB, mengatakan pada sebuah konferensi pers di PBB di Jenewa pada hari Selasa.
Para pengungsi tersebut melarikan diri dari sebuah tindakan keras militer di mana pasukan Budha Myanmar dan gerombolan Buddha membunuh pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah dan membakar desa Rohingya.
Muslim Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai kelompok etnis yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat sejak ratusan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Inilah Laporan Terbaru PBB Tentang Serangan Brutal Buddhis Myanmar pada Muslim Rohingya
PBB telah mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan, penyiksaan – termasuk pembunuhan bayi dan anak kecil – mutilasi, pemukulan brutal dan penghilangan yang dilakukan oleh petugas keamanan.
Dalam sebuah laporan, penyidik PBB mengatakan bahwa pelanggaran tersebut dianggap sebagai kejahatan berat terhadap manusia.